Liputan6.com, Jakarta - Sukulen mungil yang hidup di lembah besar di Afrika Selatan dan dikelilingi gunung-gunung sering jadi bahan gurauan. Namun, mengapa tanaman kecil yang tingginya hanya enam cm ini bisa begitu menggemaskan? Terdapat petunjuk dalam namanya yaitu bababoutjies, yang artinya pantat bayi.
Baby's bum atau gibbaeum heathii adalah jenis sukulen yang tumbuh berkelompok. Sukulen ini memiliki dua hingga tiga daun bulat dan lembut yang tumbuh dekat pangkalnya, dengan daun yang lebih tua melindungi daun baru di bagian tengah.
Baca Juga
Melansir dari Live Science, Senin (21/8/2023), pada akhir musim dingin dan awal musim semi, bunga muncul di tengahnya dengan warna yang bisa putih, merah muda, atau kuning. Biasanya, daun tanaman unik ini memiliki warna abu-abu hijau. Namun, saat daun muda muncul, daun yang sudah tua bisa berubah menjadi nuansa merah muda dalam situasi tertentu. Ini menciptakan kesan yang menyerupai pantat bayi.
Advertisement
Paul Rees, manajer pembibitan di Royal Botanic Gardens, Kew, London, menjelaskan kepada bahwa banyak sukulen mengalami perubahan warna dari hijau menjadi kemerahan sebagai respons terhadap stres akibat kondisi air dan cahaya.
Rees mengungkapkan, "Jika tanaman terpapar cahaya berlebih, mereka mengalami kemerahan guna melindungi diri dari dampak sinar matahari yang berlebihan. Selain itu, dalam situasi kekurangan air yang berlangsung lama, tanaman juga dapat memerah sebagai cara untuk mengatasi tekanan akibat kurangnya pasokan air."
Kekayaan Aneka Spesies Tak Tertanding di Lembah Klein Karoo
Menurut Institut Keanekaragaman Hayati Nasional Afrika Selatan, gibbaeum heathii tumbuh eksklusif di daerah Klein Karoo di provinsi Western Cape, Afrika Selatan. Tanaman ini hidup di antara batu-batu kuarsitik yang memantulkan panas, menciptakan lingkungan yang lebih sejuk bagi mereka.
Lembah Klein Karoo, atau dikenal juga sebagai Little Karoo, membentang sepanjang 217 mil (sekitar 350 km) dengan lebar 25 hingga 37 mil (sekitar 40 hingga 60 kilometer). Lembah ini dikelilingi oleh rangkaian pegunungan yang mengakibatkan curah hujan tahunan yang terbatas.
Menurut Botanical Society of South Africa, Klein Karoo merupakan bagian dari Bioma Sukulen Karoo di negara tersebut, yang juga dikenal sebagai salah satu habitat sukulen paling kaya dan beragam di dunia.
Di daerah ini, ditemukan sekitar 3.200 spesies tanaman, di mana terdapat 400 spesies unik dan hanya dapat ditemukan di wilayah ini.
Sebagian besar dari spesies ini berada dalam risiko akibat pengumpulan ilegal untuk tujuan perdagangan tanaman hias, penggembalaan yang berlebihan oleh hewan ternak, serta perubahan pola iklim.
Di masa mendatang, diperkirakan wilayah ini akan mengalami peningkatan kekeringan selama abad berikutnya. Para peneliti yang telah mempelajari dampaknya mengungkapkan bahwa situasi ini dapat memiliki dampak yang serius bagi tanaman di wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati ini.
Advertisement