Sukses

Uniknya Pusat Penitipan Anak di China, Didampingi Nenek-Nenek dengan Berbagai Keahlian

Inisiatif ini menuai beragam komentar di media sosial. Ketika beberapa orang memujinya, namun sekelompok orang lainnya justru mengkhawatirkannya.

Liputan6.com, Beijing - Jika banyak orangtua ragu untuk menitipkan anak mereka di pusat penitipan anak biasa, mungkin pusat penitipan anak yang satu ini bisa menjadi solusi.  

Pusat penitipan anak di Provinsi Zhejiang, China timur, memberikan layanan perawatan dan pendampingan oleh wanita lanjut usia (lansia) untuk anak-anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja. 

Layanan yang dimulai sejak Oktober 2022 itu melibatkan tim dengan 26 sukarelawan, berusia 47 hingga 78 tahun. Kebanyakan dari mereka merupakan pensiunan guru, kader partai atau telah menjadi ibu maupun nenek selama bertahun-tahun. 

Setiap harinya, satu dari sukarelawan itu bertugas di pusat komunitas yang menyediakan kegiatan untuk anak-anak, seperti membaca atau mengerjakan pekerjaan rumah. Beberapa dari lansia itu bahkan memiliki keahlian khusus untuk mengajarkan anak-anak menggambar, bermain catur hingga membuat kaligrafi. 

"Kami menerima sekitar tujuh atau delapan anak rata-rata setiap hari. Kadang-kadang sebanyak 20 anak akan datang," kata salah satu relawan, Song Qinfen, seperti dikutip dari SCMP, Jumat (18/8/2023).   

"Karena inisiatif kami dipuji oleh orang-orang di komunitas, berita menyebar dan semakin banyak orangtua yang bersedia meninggalkan anak-anak mereka bersama kami. Dari anak-anak TK hingga siswa SD, kami bisa menjaga mereka semua," tambahnya. 

Selama waktu sekolah, "pusat nenek bersama" itu dibuka pada pukul 16.30 waktu setempat, ketika anak-anak pulang sekolah. Sementara selama liburan musim panas, layanan beroperasi setelah pukul 18.30.

Anak-anak dapat tinggal bersama para relawan sampai orang tua mereka selesai bekerja dan menjemput mereka. 

"Kami hanya ingin saling membantu dan berharap dapat meringankan beban para orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus anaknya. Anak-anak saling mengenal dan persahabatan mereka berkembang," kata sukarelawan lainnya, Zhou Aiqin.

2 dari 3 halaman

Dianggap sebagai Cucu Sendiri

Zhou (75) yang tinggal sendiri dan jauh dari anak cucunya mengaku melakukan pekerjaan ini dengan sepenuh hati. 

"Saya menganggap mereka sebagai anak saya sendiri, dan mereka memperlakukan saya seperti nenek mereka sendiri. Saya tidak merasa kesepian lagi. Mereka juga menyadarkan saya bahwa meski sudah tua, saya masih dibutuhkan oleh seseorang," kata Zhou. 

Huang Lingling, pejabat urusan masyarakat, mengatakan dia berharap lebih banyak wanita lanjut usia yang mau menjadi sukarelawan.

3 dari 3 halaman

Tuai Ragam Komentar

Kisah ini kemudian menuai ragam komentar di media sosial, yang sebagian besar memuji ketulusan para sukarelawan. 

"Contoh yang menghangatkan hati ini harus dipromosikan di setiap bagian negara," kata seorang pengguna di akun Weibo, media sosial China.

"Orang tua membutuhkan persahabatan dan begitu pula anak-anak, semua orang mendapat hal positif dengan ide ini," kata yang lain. 

Namun selain komentar positif, rupanya sejumlah orang lainnya menyatakan keprihatinan mereka. 

"Siapa yang akan bertanggung jawab jika seorang anak mengalami kecelakaan?" tulis salah satu pengguna.

"Saya pikir hanya mereka yang berlatar belakang pendidikan tinggi yang cocok menjadi nenek bersama," kata yang lain.