Sukses

Tragis, Wanita AS Tewas Usai Minum 2 Liter Air dalam Waktu 20 Menit Saat Dehidrasi Parah

Seorang wanita Amerika berusia 35 tahun secara tragis kehilangan nyawanya saat berlibur bersama keluarganya setelah minum dua liter air dalam waktu yang sangat singkat.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita Amerika Serikat berusia 35 tahun secara tragis kehilangan nyawanya saat berlibur bersama keluarganya setelah minum dua liter air dalam waktu yang sangat singkat.

Ia dilaporkan menderita radang otak yang parah, dikutip dari laman Oddity Central, Rabu (16/8/2023).

Ashley Summers kala itu sedang merayakan momen bersama keluarganya di Danau Freeman di Indiana. Selama momen liburan, ia merasa sangat dehidrasi karena cuaca panas.

Dia akhirnya mengalami sakit kepala yang parah dan dia minum banyak air. Masalahnya, ia mengonsumsi empat botol air setara dua liter alam 20 menit.

Mulanya, ia tidak mengalami gejala serius pada saat itu. Tapi kemudian pingsan di dalam garasi rumahnya dan tidak pernah sadar kembali.

Dokter memberi tahu keluarganya bahwa Summers menderita radang otak yang parah setelah minum terlalu banyak air dalam waktu yang sangat singkat.

“Seseorang berkata dia minum empat botol air dalam 20 menit itu,” kata Devon Miller, saudara laki-laki Ashley yang sedang berduka, kepada wartawan.

“Kami semua terkejut ketika mereka pertama kali berbicara tentang toksisitas," tambah Miller.

Menurut Dr. Blake Froberg dari Indiana University Health, keracunan air terjadi ketika seseorang minum terlalu banyak air dengan cepat dan mereka tidak memiliki cukup natrium di dalam tubuhnya.

Gejala biasanya meliputi kram dan nyeri otot, mual, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan secara umum.

Minum terlalu banyak air [dapat] menyebabkan natrium dalam tubuh Anda menjadi encer. Ketika ini terjadi, kadar air tubuh Anda meningkat, dan sel-sel Anda mulai membengkak.

2 dari 2 halaman

Kasus Backpacker Wanita Tewas saat Bercinta

Wanita Inggris bernama Grace Millane meninggal dunia saat berhubungan seksual ketika wisata ke Selandia Baru, menurut laporan yang terungkap dalam persidangan yang digelar pada Selasa 19 November 2019.

Ia meninggal pada 1 Desember 2018, malam sebelum ulang tahunnya yang ke-22, saat menjadi backpacker ke Auckland, Selandia Baru.

Seorang pria usia 27 tahun yang tidak bisa disebutkan namanya telah ditangkap dan diadili dalam kasus ini. Namun, ia membantah tuduhan pembunuhan yang dijatuhkan padanya.

Pria tersebut mengatakan, pembelaannya kepada Pengadilan Tinggi Auckland bahwa Millane meninggal secara tiba-tiba karena tercekik secara tidak sengaja ketika melakukan hubungan seksual. 

Terdakwa memilih untuk tidak memberikan bukti sendiri. Jaksa menuduh dia mencekik Grace Millane sebelum membuang jasadnya.