Sukses

Presiden Rusia Vladimir Putin Singgung Kemungkinan Integrasi AUKUS dengan NATO

Putin mengatakan bahwa negara-negara Barat menolak pembentukan dunia multipolar dengan memanfaatkan konflik lama dan memprovokasi konflik baru demi mencegah munculnya pusat kekuatan baru.

Liputan6.com, Moskow - Vladimir Putin pada Selasa (15/8/2023) mengatakan bahwa dia tidak mengesampingkan kemungkinan integrasi pakta keamanan AUKUS ke aliansi militer NATO demi membangun dominasi Barat di Asia Pasifik.

Berbicara di Konferensi Keamanan Internasional Moskow ke-11 melalui tautan video, Putin menuturkan bahwa negara-negara Barat menolak pembentukan dunia multipolar dengan memanfaatkan konflik lama dan memprovokasi konflik baru demi mencegah munculnya pusat kekuatan baru.

"Tujuan mereka yang melakukan ini jelas; untuk terus mendapatkan keuntungan dari tragedi kemanusiaan, mengadu domba satu sama lain, memaksa negara untuk tunduk dalam kerangka sistem neokolonialisme, untuk mengeksploitasi sumber daya tanpa ampun," ujar Putin seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (17/8).

NATO, menurut Putin, terus mengembangkan potensi ofensif baru sambil menghancurkan sistem kontrol senjata yang ada, memperluas area konfrontasi, memindahkannya ke luar angkasa dan domain digital, serta menggunakan tekanan militer dan non-militer.

Putin berargumen bahwa Amerika Serikat (AS) berupaya mereformasi sistem interaksi antar negara yang telah berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk memperluas kendalinya atas kawasan tersebut.

"Promosi yang disebut strategi Indo Pasifik ditujukan untuk menciptakan asosiasi militer-politik yang dikendalikan oleh Washington. Kami tidak mengecualikan bahwa mereka mengarah pada integrasi penuh pasukan NATO dengan blok AUKUS," kata Putin.

AS, Inggris, dan Australia mengumumkan pembentukan AUKUS pada 15 September 2021. AUKUS merupakan pakta keamanan trilateral, di mana Canberra akan mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir.

2 dari 2 halaman

Putin: Rusia Dukung Tatanan Dunia Multipolar

Putin mengatakan konflik di dunia, termasuk di Mali dan Ukraina, berasal dari petualangan geopolitik, egois, dan neokolonialisme Barat.

Presiden Rusia itu, bagaimanapun, mencatat bahwa komunitas internasional dapat mengurangi konfrontasi di tingkat global dan regional, menetralkan tantangan dan risiko, serta memperkuat kepercayaan.

"Kami telah dan tetap menjadi pendukung kuat tatanan dunia multipolar berdasarkan prioritas norma dan prinsip hukum internasional, kedaulatan dan kesetaraan negara, kerja sama kreatif dan kepercayaan," imbuhnya.