Sukses

Studi: Gen Z Kurang Percaya Tuhan, Lebih Suka Astrologi

Sebuah laporan studi terbaru mendapati bahwa sebagian besar Generasi Z atau Gen Z tidak percaya Tuhan, banyak dari mereka lebih suka dan mempercayai astrologi. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laporan studi terbaru mendapati bahwa sebagian besar Generasi Z tidak percaya kepada Tuhan, banyak dari mereka lebih suka dan mempercayai astrologi. Penyataan ini dilansir dari laporan terbaru The Oliver Wyman Forum.

Merangkum dari Newsweek, Selasa (22/8/2023), forum itu tahun ini menerbitkan sebuah laporan yang berjudul "What Business Needs To Know About The Generation Changing Everything" atau "Apa yang Harus Diketahui Dunia Bisnis Tentang Generasi yang Mengubah Segalanya."

Laporan ini mengungkap pandangan Generasi Z atau Gen Z (berusia 18 hingga 25 tahun) terhadap sejumlah aspek dunia.

Menurut laporan tersebut, generasi Z itu sendiri adalah "generasi yang paling tidak religius," karena kurang dari 30 persen responden dalam kelompok usia tersebut yang mengatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan dan/atau dewa-dewa agama lainnya.

"Mereka 29 persen lebih kecil kemungkinannya dibandingkan generasi yang lebih tua untuk mengidentifikasi diri dengan agama Kristen dan 25 persen lebih kecil kemungkinannya untuk percaya bahwa agama yang terorganisasi menumbuhkan rasa kebersamaan," ungkap laporan tersebut.

Di sisi lain, Generasi Z sebanyak 83 persen lebih, juga mengatakan bahwa astrologi telah membantu mereka memperbaiki kehidupannya dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. 

Laporan ini juga mencatat bahwa temuan ini tidak menunjukkan bahwa individu Generasi Z "menolak hal-hal spiritual," melainkan lebih tertarik dalam mempersonalisasi spiritualitas mereka sendiri.

"Alih-alih pergi ke gereja, sinagoga, masjid, atau kuil, Generasi Z mengidentifikasi diri dengan tradisi dari berbagai sistem kepercayaan dan menggabungkannya ke dalam pengalaman-pengalaman mereka sendiri," demikian lanjut laporan tersebut. 

"Mereka membangun prinsip-prinsip keyakinan yang dipersonalisasi daripada hanya menerima apa yang telah diberikan kepada mereka," lanjut laporan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernah Ada Laporan Serupa

Temuan laporan ini serupa dengan hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh University of Chicago's National Opinion Research Center, yang menemukan bahwa pada tahun 2022, kurang dari 50 persen warga Amerika percaya kepada Tuhan.

Namun, hasil pantauan dari pemungutan suara Gallup menemukan jawaban yang cukup berbeda mengenai kepercayaan warga Amerika kepada Tuhan dari yang sebelumnya.

Dari tahun 1944 hingga 1960, hasil dari pemungutan suara menemukan bahwa 98 persen warga Amerika mengatakan mereka percaya kepada Tuhan. Namun, angka tersebut terus menurun, terutama dalam beberapa tahun terakhir. 

Hasil pemungutan suara Gallup, pada tahun 2011, menunjukan bahwa 92 persen responden mengatakan mereka percaya kepada Tuhan. Kemudian hasilnya turun menjadi 87 persen pada tahun 2017, dan 81 persen pada tahun 2022.

Pantauan hasil suara Gallup juga menemukan bahwa warga Amerika yang lebih muda adalah yang paling tidak mungkin percaya kepada Tuhan di antara semua kelompok usia. Dari pendapat tersebut, hanya 68 persen warga Amerika berusia 18 hingga 29 tahun mengatakan mereka percaya kepada Tuhan, dibandingkan dengan 88 persen dari mereka yang berusia 50 hingga 64 tahun.

Laporan dari Forum Oliver Wyman ini mewawancarai lebih dari 150.000 orang dari 10 negara selama dua tahun terakhir, dan membandingkan temuan-temuan tersebut dengan survei lain yang dimulai pada Oktober 2022. Survei ini melibatkan 10.000 responden, di mana setengah di antaranya dianggap sebagai Generasi Z.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini