Sukses

HUT ke-78 Kemlu RI, Dubes Iwan Bogananta Apresiasi Semangat Kerja Diplomat Indonesia di Seluruh Dunia

Iwan Bogananta mengapresiasi bentuk pola dan semangat kerja para diplomat yang berada di seluruh perwakilan RI di seluruh penjuru dunia.

Liputan6.com, Sofia - Dalam perayaan Dirgahayu ke-78 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Duta Besar RI untuk Bulgaria merangkap Albania dan Makedonia Utara, Iwan Bogananta mengapresiasi bentuk pola dan semangat kerja para diplomat yang berada di seluruh perwakilan RI di seluruh penjuru dunia.

"Kami yang bekerja di garda depan benar merupakan unjuk tombak dalam membangun citra Tanah Air dan menurutnya ini bukanlah pekerjaan mudah, karena yang kami hadapi adalah negara dengan memiliki corak dan ragam budaya yang berbeda, baik dari karekteristik masyarakat, bahasa, geo politik sampai dengan kondisi alam harus benar kita pelajari agar bisa blending menyatu hingga mampu mengasilkan achievement diplomasi yang konkrit dan tidak hanya speak up belaka tapi memberikan kontribusi balik untuk NKRI," kata Dubes Iwan Bogananta.

Sejak menjabat dan mendapatkan pengalaman baru sebagai Duta Besar RI, Iwan menyebut ada begitu besar tantangan yang harus dihadapi.

"Dari latar belakang awal saya sebagai seorang entrepreneurship atau pebisnis, tadinya saya mengira memimpin perwakilan RI sudah cukup dengan gaya memimpin perusahaan, menggerakkan roda manajemen dengan one-way direction atau base on profit."

"Akan tetapi tidak segampang yang saya kira, menjadi seorang Dubes, kita dituntut harus banyak melahirkan ide dan kecermatan dalam mengambil keputusan harus benar dan tepat sasaran."

Iwan menyebut, "dalam memimpin perusahaan selain menjaga kualitas SDM tujuan akhir kita adalah 'cuan atau profit', sedangkan diperwakilan RI 'goal' yang harus kita capai sangat global dimana harus seiring dengan misi dan visi negara."

"Kami harus mampu membuat perencanaan matang dengan road map jelas, karena berapa capaian kinerja yang harus kita raih, baik dari Ekonomi, Polhukam, sosial dan budaya. "

 

2 dari 2 halaman

Masalah Krisis Kepemimpinan

Substansi tersebut ditekankan akan mampu dijabarkan secara multi-tasking, efektif dan efisiensi karena anggaran yang ada diperwakilan harus dibreakdown dengan tepat secara multi kelola.

"Konklusi yang bisa saya hadirkan disini adalah menjadi seorang Dubes dan diplomat adalah pekerjaan yang memiliki tantangan besar, mereka dituntut untuk bekerja cerdas dan mampu melampaui tekanan ‘under pressure’ serta tahan banting, dan kami tidak mengenal waktu '24/7' on call."

"Dari apa yang mereka lakukan, sudah saatnya para-Diplomat tersebut khususnya paraDubes dan para mantan Dubes untuk naik kelas, berupaya untuk ambil bagian maju dalamkontestasi politik di tanah air, leadership mereka sudah tertempa baik."

"Saya berharap sistem politik melalui partai politik kita di tanah air untuk bisa melirik para Dubes dan diplomat ini agar bisa diberi ruang masuk dalam kaderisasi kepimpinan, hingga kedepan bisa menjadi nominasi calon pemimpin no 1 bangsa ini atau kepala daerah."

Dubes Iwan menyebut bahwa dirinya melihat konstelasi politik di Tanah Air, terdapat indikator potensi terjadinya krisis kepemimpinan, melalui politik praktis saat ini, calon yang muncul sudah dapat diprediksi.

Di antaranya adalah orang yang memiliki basis suara, elite partai dan publik trending, sedangkan menjadi pemimpin kita harus dituntut mampu melihat sesuatu dari sagala sudut pandang.

"Sudah saatnya mesin politik tanah air melalui partai politik mulai merubah sistem kaderisasi kepemimpinan, mereka harus bisa membuka ruang kaderisasi secara umum serta mengadakan kontestasi terbuka bagi seluruh kalangan dari berbagai profesi baik itu para diplomat, pengusaha, tokoh Masyarakat dalam melahirkan para calon pemimpin bangsa, sehingga mitos-mitos politik yang bergulir saat ini bisa terbantahkan dan mampu memotivasi para generasi muda kita dan cita-cita awal para anak bangsa yang ingin menjadi Presiden atau orang nomor satu dinegara ini bisa terealisasi dengan baik."