Sukses

Serangan Drone Ukraina Hancurkan Pengebom Supersonik Rusia

Meskipun penghancuran satu pesawat dinilai tidak akan berdampak besar terhadap Rusia, namun serangan semacam ini menyoroti semakin besarnya kemampuan Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Sebuah pesawat pengebom jarak jauh andalan Rusia dilaporkan hancur oleh serangan drone Ukraina. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa Tupolev Tu-22 terbakar di Pangkalan Udara Soltsy-2 di selatan St Petersburg.

Tu-22 dapat melakukan perjalanan dengan dua kali kecepatan suara dan telah digunakan secara luas oleh Rusia untuk menyerang kota-kota di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa serangan oleh "UAV tipe helikopter" terjadi sekitar pukul 10.00 waktu Moskow pada Sabtu (19/8/2023). Lokasinya disebut adalah lapangan udara militer di wilayah Novgorod, tempat Soltsy-2 berada.

"UAV terdeteksi oleh pos observasi lapangan terbang dan terkena tembakan senjata ringan," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir BBC, Selasa (22/8).

"Satu pesawat rusak, tidak ada korban jiwa akibat aksi teroris tersebut."

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa kebakaran yang terjadi di tempat parkir pesawat dapat segera dipadamkan.

Meskipun penghancuran satu pesawat dinilai tidak akan berdampak besar terhadap Rusia, namun serangan semacam ini menyoroti semakin besarnya kemampuan Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah Rusia.

Ukraina sejauh ini dilaporkan belum berkomentar.

2 dari 2 halaman

Drone Murah

Selama beberapa bulan terakhir, Ukraina telah meluncurkan lusinan drone untuk menyerang Rusia. Soltsy-2 sendiri berjarak sekitar 650 km dari perbatasan Ukraina.

Deskripsi Kementerian Pertahanan Rusia soal drone, yaitu "UAV tipe helikopter" menunjukkan bahwa perangkat tersebut murah dan tersedia secara komersial.

Tu-22 adalah pengebom supersonik sayap ayun era Perang Dingin, yang diberi nama sandi "Backfire" oleh NATO. Versi modernnya, seperti Tu-22M3, dapat mencapai kecepatan 2.300km/jam dan dapat membawa hingga 24.000kg senjata, termasuk bom gravitasi dan rudal pelacak.

Bomber Tu-22 telah digunakan dalam konflik di Suriah, Chechnya, Georgia, dan yang terbaru di Ukraina.

Menurut jaksa di Kyiv, 30 orang tewas ketika rudal yang diluncurkan Tu-22 menghantam sebuah blok apartemen di Dnipro pada Januari 2023. Mereka mengatakan bahwa Resimen Penerbangan Pengebom Pengawal ke-52 Rusia yang melancarkan serangan dan resimen ini berbasis di Soltsy-2.

Pada Senin, juru bicara badan intelijen pertahanan Ukraina mengklaim bahwa pesawat militer lainnya juga rusak akibat serangan drone di wilayah Kaluga, Rusia. Media Rusia juga melaporkan serangan tersebut, namun membantah adanya kerusakan.

Video Terkini