Liputan6.com, Bangkok - Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra kembali ke negerinya usai 15 tahun menjadi eksil. Ia dulunya adalah politisi populer namun berlawanan dengan kubu pro-kerajaan dan pro-militer.
Ia pernah dikenakan vonis delapan tahun penjara, namun pihak Thaksin Shinawatra menganggap kasus itu bersifat politis.
Baca Juga
Dilaporkan BBC, Selasa (22/8/2023), Thaksin tiba di Bangkok pada pukul 09:00 pagi waktu setempat. Ia naik jet pribadi dari Dubai via Singapura. Sambutan pendukung menyapanya begitu ia tiba di bandara.
Advertisement
Thaksin terlihat memberikan penghormatan singkat kepada raja dan ratu Thailand, kemudian ia langsung ke Mahkamah Agung dan penjara Bangkok. Namun, kemungkinan ia tidak akan ditahan lama.
Pasalnya, politisi senior itu pulang ke Thailand setelah partai Pheu Tai yang ia dirikan semakin mesra dengan partai pro-militer yang dulu adalah musuhnya.
Pheu Thai lantas dekat dengan partai United Thai Nation yang notabene sering mengkritik Shinawatra dan ikut melengserkan mantan PM Yingluck Shinawatra yang merupakan adik dari Thaksin.
Koalisi yang ironis itu menjadi ancaman bagi partai progresif Move Forward yang menang pemilu 2023 dan dipimpin oleh sosok muda Pita Limjaroenrat.
BBC menyebut bahwa bagi keluarga Shinawatra dan kubu konservatif di tubuh partai Pheut Thai, keputusan untuk masuk pemerintah dan menjamin kembalinya Thaksin adalah hal yang lebih penting ketimbang reputasi politik.
Meski demikian, ada anggota dari Pheu Thai yang khawatir bahwa ke depannya popularitas partai ini akan makin jatuh di antara pemilih akar rumput di Thailand.
Menang di Pemilu Thailand, Jalan Pita Limjaroenrat ke Kursi PM Terus Dijegal
Dilaporkan pada Juli lalu, politikus muda Pita Limjaroenrat meraih kemenangan besar di Pemilu Thailand 2023 dengan mengantongi suara mayoritas dari hampir 40 juta orang yang ikut memilih. Pria berusia 42 tahun itu dianggap sebagai angin segar di politik Thailand.
Pita dikenal sebagai sosok progresif di Thailand dan partai Move Forward (Bergerak Maju) yang ia pimpin meraih 151 kursi di parlemen, tertinggi dari partai-partai lain.
Bangkot Post menyebut ada 38,3 juta orang yang memilih di Thailand, 36,5 juta suara dinyatakan valid.
Menurut situs pemilu Thailand, Election 66, Pita berhasil menjalin koalisi dengan partai liberal lain, yakni partai Pheu Thai, yang merupakan juara dua di pemilu 2023.
Akan tetapi jalan Pita Limjaroenrat menuju bangku perdana menteri masih terus dijegal. Terkini, statusnya sebagai anggota parlemen ditangguhkan.
Dilansir CNN, Rabu (19/7), Komisi Pemilu Thailand menuduh Pita melanggar aturan pemilu karena memiliki saham di perusahaan media. Pita membantah telah melanggar aturan dan menuduh Komisi Pemilu yang buru-buru membawa kasus ini ke pengadilan.
Sebelumnya, Pita juga gagal voting untuk menjadi perdana menteri. Untuk menjadi PM Thailand, politikus harus mendapat 375 suara dari DPR dan Senat.
Pita hanya mendapatkan 324 suara. Alhasil, Thailand masih belum punya perdana menteri walau pemilu sudah dilaksanakan pada Mei lalu.
CNN menyorot bahwa kelompok konservatif di Thailand memiliki rekam jejak untuk menghadang politikus yang menantang status quo. Kelompok itu terdiri atas pro-kerajaan, militer, dan elit berpengaruh.
PM Thailand sebelumnya adalah Prayut Chan-o-cha yang berkuasa melalui kudeta militer terhadap Yingluck Shinawatra. Aksi Prayut Chan-o-cha direstui Raja Thailand.
Advertisement