Sukses

23 Agustus 2013: Ledakan Ganda Bom Mobil di Luar 2 Masjid Lebanon, 47 Orang Tewas

Setidaknya 47 orang tewas dan lebih dari 500 luka-luka akibat ledakan bom mobil kembar di depan dua masjid di kota Tripoli, Lebanon utara, saat jemaah meninggalkan ibadah.

Liputan6.com, Tripoli - Sejarah berdarah tercatat hari ini pada 2013 lalu. Menurut kementerian kesehatan Lebanon, setidaknya 47 orang tewas dan lebih dari 500 orang luka-luka setelah dua bom mobil meledak di luar masjid-masjid di kota Lebanon utara, Tripoli.

Ledakan bom mobil kembar di kota yang mayoritas penduduknya beragama Sunni tersebut terjadi pada Jumat, 23 Agustus 2013, saat masjid-masjid dipadati jemaah untuk salat Jumat.

Ledakan pertama terjadi di masjid Taqwa dan menewaskan paling tidak 14 orang di sana. Korban kemudian bertambah dilaporkan dari ledakan kedua di luar masjid Al-Salam, yang menurut Kementerian Dalam Negeri Lebanon diserang oleh mobil yang memuat 100 kilogram bahan peledak.

Imam dari dua masjid yang diserang dilaporkan tidak terluka dan dipindahkan ke lokasi aman, menurut saluran berita lokal. Sheikh Salem al Rafei, seorang ulama Sunni dan kritikus tegas rezim tetangga Suriah, memimpin salat di Masjid al-Taqwa.

Melansir dari Al Jazeera, sementara posisi resmi pemerintah Lebanon terhadap Suriah adalah netral. Kelompok Syiah Lebanon, Hezbollah, telah secara terbuka menyatakan dukungannya bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan sejumlah warga Lebanon dari Kota Tripoli telah ke Suriah untuk berperang bersama oposisi bersenjata.

2 dari 4 halaman

Dua Ledakan Terjadi dalam Sepekan

"Kami sedang sujud untuk salat kedua kalinya dan bom meledak. Setelah debu hilang, saya melihat jasad di sekeliling saya," kata Samir Jadool (39).

Video yang diperoleh oleh saluran berita lokal LBC menunjukkan momen ledakan di Masjid Al-Salam. Ledakan itu merobek dinding masjid, menghujani awan debu pada orang-orang yang duduk di sajadah dan membuat puluhan orang berlari keluar dari bangunan.

Dua ledakan ini terjadi sepekan setelah ledakan besar mengguncang pinggiran selatan Beirut.

Puluhan pria bersenjata berkeliaran di jalan-jalan Tripoli setelah serangan, memeriksa kartu identitas penduduk dan berkeliling dengan SUV.

Seorang ulama Salaf terkemuka, Dai Al-Islam Shahhal, mengatakan umat Sunni di Tripoli akan mengambil langkah keamanan sendiri ke depannya, menyalahkan rezim Suriah dan sekutunya, Hezbollah Lebanon, atas serangan tersebut.

3 dari 4 halaman

Serangan Diduga Ditujukan Untuk Komunitas Sunni

Zeina Khodr dari Al Jazeera yang melaporkan dari Tripoli, mengatakan belum ada klaim tanggung jawab untuk serangan tersebut pada saat itu.

Penduduk di daerah tersebut mengatakan pada Khodr bahwa ledakan yang terjadi dalam jarak lima menit ini secara khusus ditujukan kepada komunitas Sunni.

"Situasinya sangat tegang di Tripoli sekarang. Kota ini bukanlah tempat yang kebal terhadap kekerasan, karena selama setahun terakhir atau lebih, kota ini telah menyaksikan bentrokan sporadis, baik antara pihak yang mendukung maupun menentang pemerintahan Suriah," kata Khodr.

"Ini adalah waktu yang berbahaya bagi warga Lebanon, yang tidak hanya terpecah berdasarkan garis politik, tetapi juga garis sektarian, tensi tinggi, negara ini terpolarisasi, dan sejumlah pejabat memperingatkan bahwa negara ini dalam ancaman.”

Dia melanjutkan bahwa setelah ledakan, para pejabat Lebanon berusaha meredakan sifat sektarian serangan tersebut, "mereka mengatakan bahwa yang bertanggung jawab atas serangan di Tripoli juga bertanggung jawab atas ledakan minggu lalu di pinggiran selatan Beirut."

4 dari 4 halaman

Komunitas Internasional Mengutuk Serangan Ini

Saksi mata di lokasi ledakan mengatakan kemarahan meningkat di kalangan warga setempat yang berteriak, menuduh bahwa pemerintahan Assad atau Hezbollah berada di balik serangan tersebut.

Hezbollah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk ledakan tersebut dan menyatakan solidaritas dengan para korban, mengatakan mereka adalah sasaran upaya untuk memicu lebih banyak kekerasan di Lebanon.

"Kami menganggap ini sebagai penyelesaian dari upaya menjatuhkan Lebanon ke dalam kekacauan dan kehancuran," bunyi pernyataan tersebut.

Sementara itu, komunitas internasional dengan tegas mengutuk serangan berdarah ini.

Pekan sebelumnya dari saat kejadian, bom mobil meledak di lingkungan yang mayoritas penduduknya Syiah di pinggiran selatan Beirut, menewaskan 27 orang dan melukai lebih dari 350 orang.

"Ada banyak orang merasa ketakutan," kata Khodr. "(Warga Tripoli) khawatir, ada laporan bahwa terdengar tembakan di kota. Jadi, ini merupakan perkembangan yang sangat berbahaya di waktu yang sangat rentan bagi negara ini."