Liputan6.com, Santo Domingo - Badai Franklin bergerak menuju pulau yang berbatasan dengan Haiti dan Republik Dominika pada Rabu 23 Agustus 2023 pagi, khawatir akan memicu banjir dan tanah longsor mematikan di kedua negara tersebut.Â
Dilansir AP News, Badai Franklin diperkirakan akan berputar-putar di atas pulau hampir sepanjang hari. Badan ramalan cuaca juga memperingatkan bahwa badai tersebut dapat menyebabkan curah hujan hingga 25 cm, dengan maksimum 38 cm di daerah terpencil.
Baca Juga
Pada Selasa (22/8) malam, badai tersebut terletak sejauh 280 kilometer arah barat daya dari Santo Domingo, ibu kota Republik Dominika, kata Pusat Badai Nasional di Miami. Sementara itu, kecepatan angin maksimumnya tercatat mencapai 40 mph.Â
Advertisement
Para pejabat setempat juga telah menutup sekolah, lembaga pemerintah dan sejumlah bandara. Sebanyak 24 dari 31 provinsi di negara tersebut juga berstatus siaga merah.Â
Kondisi parah juga dikhawatirkan terjadi di Haiti, mengingat bahwa negara tersebut rentan terhadap bencana banjir karena erosi yang parah.Â
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry telah mendesak warganya untuk melakukan berbagai persiapan menghadapi bencana, termasuk menyimpan air, makanan dan obat-obatan. Kondisi ini diperparah karena ada sekitar 200.000 warga Haiti yang saat ini mengungsi akibat aksi kekerasan kelompok, dengan beberapa di antaranya tinggal di jalanan atau di tempat penampungan sementara.
Â
Banjir di Santo Domingo
Sebelumnya, banjir telah dilaporkan terjadi di ibu kota Santo Domingo dan sekitarnya pada Selasa (22/8).Â
"Kami takut dengan sungai," kata Doralisa Sánchez, seorang pegawai pemerintah yang tinggal di dekat Sungai Ozama dan telah meninggalkan rumahnya tiga kali karena badai.
Sanchez berharap Badai Franklink tidak harus membuatnya mengungsi lagi.Â
Warga lainnya, Albita Achangel, mengaku khawatir karena tidak punya tempat tujuan jika air semakin naik.
"Kami berharap kehendak Tuhan," katanya, seraya menambahkan bahwa teras rumahnya sudah terendam banjir.
Advertisement
Warga Dominika Ketakutan
Ancaman Badai Franklin juga membuat ribuan warga Republik Dominika yang tinggal di daerah rawan banjir takut.Â
"Ketika dua tetes air jatuh di sini, tiba-tiba airnya menjadi banjir," kata Juan Olivo Urbáez, pemilik usaha kecil di sebuah komunitas dekat Sungai Ozama.
Peringatan badai tropis berlaku untuk seluruh pantai selatan Republik Dominika dan Haiti, serta seluruh pantai utara Dominika.Â
Franklin adalah badai ketujuh dalam musim badai Atlantik, yang berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November.Â