Sukses

Tebak Kepribadian dari Aktivitas Media Sosial, Anda Tipe yang Mana?

Apa yang dapat kita pelajari tentang orang dari media sosial mereka? Meskipun ada peluang untuk mengendalikan apa yang ingin kita posting dan merangkai citra ideal, penelitian menunjukkan bahwa biasanya, profil media sosial mencerminkan kepribadian orang yang sebenarnya!

Liputan6.com, Jakarta - Tebak kepribadian kali ini melalui penggunaan media sosial seseorang.

Apa yang dapat kita pelajari tentang seseorang dari media sosial mereka? Meskipun ada peluang untuk mengendalikan apa yang ingin kita posting dan merangkai citra ideal, penelitian menunjukkan bahwa biasanya, profil media sosial mencerminkan kepribadian orang yang sebenarnya, bukan versi ideal mereka.

Sebagian besar penelitian tentang penggunaan media sosial dan kepribadian kali ini telah difokuskan pada "Lima Besar Ciri Kepribadian", teori yang paling diterima secara luas. 

Ketika diminta untuk menilai seberapa banyak ciri berbeda yang menggambarkan seseorang, maka ciri-ciri itu dikumpulkan menjadi lima besar, berikut ini di antaranya:

  1. Extraversion (Ekstroversi/ekstrovert): Sosialitas dan rasa bersemangat dari interaksi dengan orang lain.
  2. Agreeableness (Kesetujuan): Kehangatan, kerjasama, dan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
  3. Conscientiousness (Kehati-hatian): Praktis, terorganisir, dan rajin bekerja.
  4. Openness (Keterbukaan): Kreativitas, intelektualisme, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru.
  5. Neuroticism (Neurotisme/sifat kepribadian negatif yang melibatkan emosi negatif): Mudah berubah mood dan kecemasan.

Merangkum dari Psychology Today, Rabu (23/8/2023), dari informasi tertulis dari Gwendolyn Seidman, Ph.D., yang juga seorang profesor psikologi di Albright College, ini dia penjelasan lebih lanjut tentang kepribadian seseorang dari media sosialnya!

2 dari 5 halaman

Ungkap Kepribadian Lewat Prediksi Perilaku Orang di Media Sosial

Peneliti yang mempelajari media sosial dan kepribadian sering kali bertanya pada pengguna tentang perilaku mereka, atau mencatat perilaku pengguna untuk menentukan apa yang berkaitan dengan ciri kepribadian yang berbeda. 

Dalam meta-analisis, dengan menggabungkan hasil lebih dari 30 studi yang berbeda seperti ini, peniliti Dong Liu dan W. Keith Campbel Lui menemukan beberapa pola. Berikut ini di antaranya:

  • Orang ekstrovert cenderung menghabiskan lebih banyak waktu berinteraksi dengan orang lain di media sosial. Sedangkan orang yang tinggi dalam bagian kesetujuan cenderung tidak lebih sosial daripada rekan-rekan yang kurang setuju, tetapi tipe ini memposting lebih banyak foto. 
  • Untuk orang yang kerap berhati-hati, cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial untuk belajar tentang orang lain dan bermain game. 
  • Sedangkan tipe yang punya keterbukaan tinggi, memprediksi pola yang berlawanan dengan kesadaran tinggi. Mereka memakai lebih banyak waktu mencari informasi tentang orang lain dan lebih banyak waktu bermain game. 
  • Seperti ekstroversi, tipe neurotisme juga terkait dengan memposting pembaruan dan konten lebih banyak di media sosial.

"Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kepribadian berhubungan dengan jenis konten spesifik yang diposting oleh seseorang. Meskipun kecenderungan umum bagi profil media sosial untuk secara akurat mencerminkan kepribadian, ada bukti bahwa profil ini kurang akurat untuk orang yang tinggi dalam neurotisme, yang lebih cenderung menyajikan citra diri yang ideal atau kurang otentik," ujar Gwendolyn Seidman.

3 dari 5 halaman

Ungkap Kepribadian Lewat Prediksi Kata-kata yang Sering Digunakan di Media Sosial

Dalam area studi yang menarik, para peneliti telah menggunakan program perangkat lunak khusus untuk menganalisis bahasa yang digunakan oleh orang dalam unggahan media sosial mereka. 

Dalam satu studi seperti itu, para peneliti menggunakan algoritma komputer untuk menentukan kata-kata yang secara unik berhubungan dengan ciri kepribadian yang berbeda. 

Kata-kata yang memprediksi tingkat ekstroversi tinggi termasuk "love," "night" , "party" (cinta, malam, pesta) yang mencerminkan aktivitas sosial atau hubungan. 

Mereka yang memiliki tingkat ekstroversi rendah, di sisi lain, lebih cenderung menggunakan kata-kata "computer," "I've, "I don't" (komputer, saya mempunyai, saya tidak) yang mencerminkan fokus lebih besar pada diri sendiri dan preferensi untuk aktivitas yang melibatkan hal lainnya daripada orang. 

Orang yang sangat hati-hati cenderung lebih mungkin menggunakan kata-kata "family," "week," "weekend." (keluarga, minggu, akhir pekan." Pilihan kata-kata ini mengindikasikan kecenderungan mereka untuk merencanakan dan fokus pada tanggung jawab keluarga. 

Orang dengan kehati-hatian lebih mungkin menggunakan kata-kata kasar, mengindikasikan kurangnya kehati-hatian dalam apa yang mereka posting. 

Tidak mengherankan, individu yang ramah menggunakan kata-kata yang lebih positif, dan orang yang rendah dalam kesetujuan menggunakan kata-kata yang lebih negatif, terutama kata-kata makian yang bersifat merendahkan. 

Tipe Neurotisme juga terkait dengan penggunaan kata-kata negatif, tetapi lebih cenderung yang lebih sedih daripada marah.

4 dari 5 halaman

Konten di Media Sosial Memprediksi Kepribadian

Peneliti terkadang melihat konten spesifik yang diposting oleh orang di media sosial. Ini dapat mencakup fitur profil dasar, seperti jumlah "Likes" atau "suka," jumlah teman, atau jumlah pembaruan status. 

Bachrach dan rekannya menemukan bahwa mereka dapat memprediksi tingkat ekstroversi, keterbukaan, dan kesadaran pengguna media sosial dari informasi ini.

Peneliti lain telah menemukan bahwa apa yang orang "sukai" di Facebook berhubungan dengan kepribadian mereka. Jadi preferensi mereka terhadap musik atau acara TV yang berbeda, produk atau situs web, atau bahkan jenis konten spesifik yang diposting oleh teman, semua berhubungan dengan kepribadian. 

Dalam satu demonstrasi yang sangat mengesankan, Youyou, Kosinski, dan Stillwell menggunakan "Likes" seseorang untuk memprediksi skor mereka pada pengukuran kepribadian. 

Kemudian mereka membandingkannya dengan penilaian kepribadian yang diberikan oleh teman, keluarga, dan rekan kerja orang tersebut. 

Para peneliti menemukan bahwa "Likes" memprediksi kepribadian orang lebih baik daripada laporan orang yang benar-benar mengenal mereka.

5 dari 5 halaman

Kesimpulan Atas Perilaku di Media Sosial

Dari aktivitas media sosial seseorang, kita bisa belajar tentang kepribadian mereka dengan pendekatan algoritma komputer. Media sosial dapat mengungkap faktor seperti ekstroversi, kesadaran, kesetujuan, keterbukaan, dan neurotisme:

  1. Exstraversion (Ekstroversi): Terlihat dari banyaknya interaksi, teman, "suka," dan kata-kata aktif.
  2. Conscientiousness (Kehati-hatian): Terhubung dengan berbicara tentang pekerjaan dan keluarga, kurang terlibat dalam media sosial.
  3. Agreeableness (Kesetujuan): Terkait dengan postingan foto dan bahasa positif atau negatif.
  4. Openness (Keterbukaan): Terlihat dari minat tercermin dalam penggunaan media sosial.
  5. Neuroticism (Neurotisme): Lebih aktif, ekspresi emosi negatif, mencoba tampil lebih ideal.

Meskipun Anda tidak dapat sepenuhnya menilai buku dari sampulnya, atau bahkan profil media sosialnya, profil media sosial kita mungkin mengungkapkan lebih banyak tentang kita daripada yang kita kira.