Sukses

Mesir Temukan Sumber Minyak di Suez: Estimasi 260 Juta Barel

Mesir menemukan sumber minyak terbaru di saat dunia mengalami gejolak di sektor energi karena perang Rusia-Ukraina.

Liputan6.com, Kairo - Kementerian Minyak Bumi Mesir mengumumkan bahwa telah ditemukan sumber minyak baru di Teluk Suez. Penemuan itu berkat eksplorasi dari Cheiron Petroleum Corporation, perusahaan energi dalam negeri Mesir.

Menurut laporan State Information Service (SIS) di Mesir, Rabu (23/8/2023), penemuan baru itu diestimasi memiliki 260 juta barel minyak (MMbbls).

Minyak itu ditemukan pada eksplorasi sumur "GNN-11" di Konsensi Geisum dan dan Tawila West. Saat ini, GNN-11 sudah memproduksi 2.500 barel minyak per hari.

Konsensi tersebut dikelola oleh sebuah Joint Operating Company bernama PetroGulf Misr (PGM) yang dimiliki oleh Egyptian General Petroleum Company (EGPC), Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC), dan Cheiron.

Cheiron memiliki 60 persen saham, sementara KUFPEC punya 40 persen.

Di konsensi tersebut ada ladang minyak Geisum yang beroperasi sejak 1980-an. Ladang minyak Geisum itu memiliki 32 sumur aktif serta fasilitas offshore dan onshore yang ekstensif.

Minyak merupakan salah satu produk ekspor unggulan di Mesir.

Berdasarkan situs Statista, produk bahan bakar mineral, minyak, dan distiliasi merupakan ekspor terbesar Mesir pada tahun 2022. Total ekspornya mencapai USD 17,97 miliar.

Ekspor komoditas tersebut jauh lebih tinggi ketimbang produk-produk lain. Ekspor tertinggi nomor dua Mesir adalah plastik tetapi nilai ekspornya hanya USD 2,61 miliar.

2 dari 3 halaman

Pertamina Bakal Eksplorasi Hulu dan Hilir Migas di Tanzania

Terkait migas di Indonesia, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menandatangani nota kesepahaman (Memo of Understanding/MoU) dengan BUMN asal Tanzania, Tanzania Petroleum Development Company (TPDC).

Tanda tangan itu dilaksanakan di hadapan Presiden Jokowi yang berkunjung ke Tanzania dan Presiden Tanzania Samia Suluhu.

MoU tersebut menandai dimulainya kerja sama Pertamina di Tanzania untuk meningkatkan eksplorasi hidrokarbon dan seluruh value chain minyak mentah. Kedua perusahaan juga akan menilik potensi kerjasama dalam bidang migas di Tanzania, termasuk eksplorasi dan produksi serta pipanisasi migas.

“Kerja sama strategis di bidang energi antara TPDC dan Pertamina merupakan sebuah milestone untuk meningkatkan hubungan antara Tanzania dan Indonesia. Mengingat TPDC dan Pertamina adalah badan usaha milik negara yang sepenuhnya dimiliki oleh masing-masing pemerintah,” jelas Nicke dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).

Nicke menjelaskan, Melalui MoU antara TPDC dan Pertamina, kedua BUMN sepakat untuk melakukan kerja sama di sektor hulu dan hilir migas, termasuk peluang investasi hilir pada stasiun CNG dan pasokan Mini LNG.

"Selain itu, juga peningkatan kapasitas bagi karyawan TPDC untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan di Indonesia," imbuh Nicke.

Turut ditekankan Nicke, Pertamina berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

"Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina," pungkas Dirut Pertamina.

3 dari 3 halaman

S&P Naikkan Peringkat Credit Rating Pertamina Jadi BBB-

Lembaga Pemeringkat Kredit International, S&P Global Ratings telah merilis credit rating terbaru untuk PT Pertamina (Persero). Dalam laporannya, S&P meningkatkan Stand-Alone Credit Profile (SACP) Pertamina menjadi level BBB- stabil (investment grade) dari sebelumnya BB+ (non-investment grade).

Capaian ini menjadikan SACP Pertamina hanya selisih 1 notch dari S&P Rating untuk Pertamina di level BBB stabil. S&P menilai sejumlah implementasi kebijakan telah menunjukkan kondisi bisnis Pertamina yang semakin positif.

Pembayaran kompensasi selisih harga jual BBM yang semakin tepat waktu selama 18 bulan terakhir dinilai mampu memperkuat keuangan perseroan. Meski kinerja di sektor hilir khususnya penjualan BBM masih menjadi pertimbangan utama dalam memeringkat rating perusahaan, S&P juga mempertimbangkan kinerja sektor hulu yang dinilai mengalami peningkatkan.

Selain itu, perencanaan dan realisasi CAPEX juga dinilai lebih prudent serta mampu menghasilkan cash dengan optimal.

Kepercayaan dari lembaga pemeringkat kredit internasional ini ditanggapi secara positif oleh manajemen Pertamina. VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santosa menyatakan sinyal positif ini menandakan bahwa fundamental bisnis Pertamina sangat menjanjikan bagi para investor asing.

“Penilaian ini menjadi stimulus yang baik terhadap upaya kami yang sedang melakukan strategi Perusahaan ke depan, untuk ekspansi bisnis dalam menjalankan tugas sebagai penyedia energi bagi bangsa,” kata Fadjar dalam keterangan tertulis, Selasa (22/8/2023).