Liputan6.com, New Delhi - Cikal bakal munculnya gagasan bendera India berkibar di Bulan pertama kali muncul pada tahun 2003. Kala itu, saat upacara hari kemerdekaan, Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee menyampaikan pidato di hadapan warga India:
"Negara kita kini siap terbang tinggi di bidang ilmu pengetahuan. Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India akan mengirim pesawat luar angkasanya ke Bulan pada tahun 2008. Pesawat itu diberi nama Chandrayaan," kata Vajpayee seperti dikutip dari Indianexpress, Kamis (24/8/2023).
Baca Juga
Chandrayaan, nama yang diberikan oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO), merupakan kombinasi dari dua kata Sanskerta, "Chandra" dan "Yaan". "Chandra" artinya Bulan, sedangkan "Yaan" berarti kendaraan.
Advertisement
Dengan demikian, Chandrayaan dapat dipahami sebagai "Kendaraan Bulan".
Lima tahun setelah pengumuman itu, PM Vajpayee pada 22 Oktober 2008 mengumumkan bahwa Roket Peluncur Satelit Polar (PSLV) diluncurkan dari pusat ruang angkasa ISRO di Sriharikota.
Momen ini lantas menandai sejarah perjalanan Chandrayaan-1 ke Bulan. Pesawat ruang angkasa India tersebut memasuki orbit Bulan pada 8 November 2008.
PSLV awalnya menempatkan Chandrayaan-1 pada orbit Bulan. Selama tiga pekan berikutnya, pesawat ruang angkasa tersebut melakukan beberapa manuver yang sangat kompleks dan presisi hingga akhirnya mengorbit Bulan.
Misi Chandrayaan-1 kemudian mendeteksi bukti adanya air di Bulan.
Menyusul keberhasilan misi Chandrayaan-1 maka pada 22 Juli 2019 misi Chandrayaan-2 diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota. Tujuannya, segera merealisasikan mimpi mendarat di Bulan.
Namun, mimpi India masih gagal terwujud saat itu.
Wahana Vikram dari misi Chandrayaan-2 kehilangan komunikasi dengan stasiun di Bumi pada 7 September 2019, sebelum akhirnya diketahui hancur lebur setelah jatuh dari ketinggian 2,1 km di atas permukaan Bulan, sesaat sebelum pendaratan.
Kesuksesan Misi Chandrayaan-3
Kegagalan misi Chandrayaan-2 tidak mematahkan semangat India. Kurang lebih empat tahun kemudian, tepatnya pada Rabu 23 Agustus 2023, seluruh warga India bersorak gembira karena Chandrayaan-3 berhasil mendarat di Bulan.
Tidak hanya itu, India bahkan membuat sejarah ketika misinya itu menjadi yang pertama mendarat di wilayah kutub selatan Bulan.
BBC melaporkan bahwa Chandrayaan-3 mendarat sesuai rencana pada pukul 18.04 waktu setempat.
Ekspresi bangga bergema di seluruh Negeri Hindustan. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa "India kini berada di Bulan".
"Kita telah mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh negara lain. Ini adalah peristiwa yang menggembirakan," tambahnya.
PM Modi bahkan menyaksikan momen-momen pendaratan Chandrayaan-3 langsung dari Afrika Selatan, di mana dia tengah menghadiri KTT BRICS.
Merespons kesuksesan tersebut, kepala ISRO Sreedhara Panicker Somanath mengatakan, "Keberhasilan pendaratan Chandrayaan-3 bukanlah pekerjaan kami sendiri, melainkan generasi ilmuwan ISRO."
Situs web ISRO menyebutkan bahwa Chandrayaan-3 bertujuan mendemonstrasikan pendaratan aman, menjelajahi permukaan Bulan, dan mengumpulkan data ilmiah.
Dengan pendaratan Chandrayaan-3 di Bulan, India resmi bergabung dengan kelompok negara elite yang mencapai pendaratan aman di Bulan, yaitu Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, dan China.
Advertisement
Mendarat di Bulan dengan Biaya Rendah
Peluncuran Chandrayaan-3 sempat tertunda dua tahun dan fakta ini kemungkinan meningkatkan biaya misi secara keseluruhan, yang pada tahun 2020 diperkirakan USD 75 juta. ISRO belum mengungkap pembaruan biayanya.
Berdasarkan persentase produk domestik bruto (PDB), AS adalah negara yang paling banyak membelanjakan uangnya untuk ruang angkasa – meskipun jumlahnya masih hanya 0,28 persen dari PDB. Menurut laporan ekonomi antariksa global yang diterbitkan oleh Space Foundation pada Juli 2023, angka tersebut jauh melampaui PDB India yang sebesar 0,04 persen.
"India dalam ambisinya harus memiliki keinginan untuk berinvestasi lebih banyak dan mengembangkan kemampuan yang lebih setara dengan AS," ujar mantan Kepala NASA Jim Bridenstine.
Saat ini, anggaran tahunan ISRO, masih kalah jauh dibandingkan NASA. Tahun 2023, NASA menerima pendanaan sebesar USD 25,4 miliar, sementara ISRO sekitar USD 1,6 miliar.
India semakin dipandang sebagai pemain terkemuka di bidang luar angkasa secara geopolitik. Meskipun China telah menggantikan Rusia sebagai saingan paling signifikan terhadap pengaruh dan kemampuan AS di bidang luar angkasa, India mungkin masih menempati posisi ketiga dalam hierarki negara adidaya luar angkasa.
"Saya berharap mereka menggunakan (Chandrayaan-3) sebagai peluang untuk memanfaatkan kesuksesan tersebut," kata Bridenstine. "Perkonomian mereka besar dan mereka akan mampu mengeluarkan uang untuk eksplorasi ruang angkasa."
"Terlebih biaya untuk mencapai Bulan akan turun, terutama karena ada semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih banyak misi."