Sukses

Helikopter Milik Rusia Mendarat di Ukraina, Diduga Isinya Pembelot

Sebuah helikopter militer milik Rusia mendarat di Ukraina, demikian laporan dari seorang pilot yang diyakinkan telah membelot.

Liputan6.com, Kyiv - Sebuah helikopter militer milik Rusia mendarat di Ukraina, demikian laporan dari seorang pilot yang diyakinkan telah membelot.

Seorang blogger militer Rusia mengatakan helikopter telah melintasi perbatasan dengan tiga orang di dalamnya “beberapa minggu yang lalu”, namun mengklaim bahwa pesawat tersebut tersesat.

Mi-8 AMTSh bermesin ganda sedang dalam penerbangan antara dua pangkalan udara, mengangkut suku cadang untuk jet tempur Su-27 dan Su-30, lapor surat kabar Ukrainska Pravda, mengutip sumber intelijen pertahanan.

Keluarga pilot telah dipindahkan ke Ukraina sebagai bagian dari operasi pembelotan dan dia akan bergabung dengan mereka, katanya.

Seorang juru bicara intelijen militer Ukraina tampaknya mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut telah mendarat di Ukraina, namun sejalan dengan keengganan pemerintah mengenai operasi intelijen, ia tidak memberikan rincian apa pun, dikutip dari laman Guardian, Kamis (24/8/2023).

“Akan ada informasi resmi. Kami perlu menunggu sebentar – kami sedang mengerjakannya, termasuk dengan kru,” kata Andriy Yusov kepada televisi pemerintah.

Berita tentang kemungkinan pembelotan pilot muncul beberapa hari setelah serangan pesawat tak berawak menghancurkan pesawat pembom supersonik Rusia di lapangan terbang ratusan kilometer dari Ukraina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Presiden Ukraina Siap Tolong Tentara Pembelot dari Rusia

Tahun lalu, 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku siap menyambut para tentara Rusia yang berkhianat saat invasi berlangsung. Ia meminta agar para tentara menyerah ketika mencapai garis depan. 

Dilansir BBC, Presiden Ukraina membuat pengumuman itu di tengah kebijakan wajib militer (wamil) dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia sedang mencari 300 ribu pasukan cadangan.

Unjuk rasa penolakan pun langsung pecah. Pemerintah Rusia lantas telah menambah hukuman bagi pembelot atau orang yang tidak patuh. Hukumannya bisa mencapai 10 tahun penjara.

Organisasi HAM Rusia, OVD-Info, melaporkan bahwa ada 700 orang yang ditangkap pada Sabtu (24/9) karena unjuk rasa. Sebelumnya, sudah ada 1.000 orang yang ditangkap. Rusia memang melarang demo tanpa izin. 

 

3 dari 3 halaman

Zelensky Minta Rusia Menyerah

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan Bahasa Rusia dan mengajak tentara Rusia untuk menyerah ketimbang malah disidang sebagai penjahat perang setelah konflik selesai, atau tewas dalam penyerangan. 

"Lebih baik menyerah kepada penahanan Ukraina ketimbang terbunuh oleh serangan senjata-senjata kita," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Pihak Ukraina mengaku akan mengurus para pembelot sesuai konvensi-konvesi internasional. Para pembelot juga tidak akan dikembalikan ke Rusia apabila takut ada pembalasan.

Pekan lalu, beredar laporan para laki-laki usia wamil di Rusia yang terbang ke luar negeri. Tiket-tiket pesawat pun harganya naik, serta harganya naik. Ada pula kabar polisi militer Rusia menjemput langsung para mahasiswa di kelas-kelas agar ikut wamil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.