Sukses

Rusia: Hasil Tes DNA Telah Pastikan Kematian Bos Wagner Yevgeny Prigozhin

Tes genetik telah mengkonfirmasi kematian pemimpin kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin, menurut Komite Investigasi Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Tes genetik telah mengkonfirmasi kematian pemimpin kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin, menurut Komite Investigasi Rusia.

Panglima kelompok tentara bayaran yang memimpin pemberontakan terhadap kepemimpinan militer Rusia pada Juni 2023 dilaporkan meninggal setelah jet pribadinya jatuh di dekat kota Tver, barat laut Moskow pada hari Rabu 23 Agustus 2023.

Badan penerbangan Rusia mendaftarkan namanya di antara yang tewas tetapi para pejabat mengatakan untuk menunggu hasil tes DNA sebelum mengkonfirmasi kematiannya.

"Pemeriksaan molekuler-genetik telah selesai sebagai bagian dari kasus pidana kecelakaan pesawat di wilayah Tver," kata juru bicara Komite Investigasi Svetlana Petrenko pada hari Minggu 27 Agustus 2023, dikutip dari FT (27/8/2023).

"Menurut hasil mereka, identitas semua 10 korban telah ditetapkan, dan mereka sesuai dengan daftar yang tercantum dalam manifes penerbangan."

 

2 dari 2 halaman

Jasad dan Kotak Hitam Ditemukan

Rusia mengatakan 10 mayat dan kotak hitam alias perekam penerbangan telah ditemukan dari lokasi kecelakaan jet yang diduga telah menewaskan bos Wagner Yevgeny Prigozhin.

"Tes molekuler-genetik sekarang sedang dilakukan," kata para peneliti seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/8/2023).

Pesawat itu jatuh di dekat Moskow pada Rabu 23 Agustus 2023, mendorong spekulasi bahwa bom atau rudal yang harus disalahkan.

Namun Rusia membantah terlibat dalam kematian Prigozhin.

Klaim bahwa Kremlin memberi perintah untuk membunuh Prigozhin adalah "kebohongan total", kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin kepada BBC sebelumnya.

Prigozhin - yang pernah menjadi loyalis Putin - memimpin pemberontakan bersenjata yang dibatalkan oleh pejuang tentara bayarannya pada Juni 2023 lalu.

Putin pada saat itu menggambarkan pemberontakan itu sebagai "pengkhianatan", tetapi kesepakatan kemudian dicapai untuk tentara bayaran Wagner untuk bergabung dengan tentara reguler Rusia atau pergi ke Belarus – sekutu Moskow.

Meski begitu, setelah pemberontakan, banyak pengamat menggambarkan Prigozhin, 62 tahun, sebagai "orang mati berjalan", dengan alasan bahwa presiden Rusia tidak akan pernah memaafkan bos Wagner.

Selengkapnya...