Sukses

Guru di India Suruh Murid Tampar Temannya yang Muslim, Sekolah Langsung Ditutup

Sang guru mengaku bahwa dia tidak merasa malu dan mengatakan tindakan tersebut diperlukan untuk "mendidik" siswa.

Liputan6.com, New Delhi - Pihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, India, menutup sebuah sekolah swasta setelah beredar video menunjukkan seorang guru menyuruh siswa menampar teman sekelasnya yang beragama Islam. 

Dilansir BBC, Selasa (29/8/2023), para pejabat mengatakan Sekolah Umum Neha ditutup karena tidak memenuhi kriteria departemen pendidikan. Sementara, murid-murid di sekolah itu akan dipindahkan ke sekolah negeri atau sekolah terdekat lainnya. 

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan sang guru, Tripta Yagi, menyuruh murid-muridnya yang masih berusia tujuh tahun, menampar teman sekelas mereka yang beragama Islam. Sekolah tersebut merupakan sebuah sekolah swasta kecil di Distrik Muzaffarnagar. 

"Mengapa kamu memukulnya begitu ringan? Pukul dia lebih keras," kata guru itu kepada murid-muridnya, sementara anak laki-laki yang dipukuli terlihat berdiri sambil menangis.

"Pukul punggungnya … Wajahnya memerah, jadi pukul punggungnya sekarang," tambahnya.

Ayah korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan mengeluarkan anaknya dari sekolah itu tanpa mengajukan tuntutan.

Polisi telah mendaftarkan kasus tersebut, namun pelaku masih belum ditangkap. 

2 dari 2 halaman

Pelaku Merasa Tak Malu

Yagi mengaku bahwa dia tidak merasa malu atas tindakannya namun belum mengomentari soal penutupan sekolah itu.

Ia bahkan mengatakan bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk "mengontrol" dan "menangani" anak-anak di sekolah.

Insiden ini telah memicu kemarahan nasional, dan beberapa politisi oposisi menyebutnya sebagai "kejahatan kebencian".

Wilayah Uttar Pradesh diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) sejak 2017.

Anggota parlemen dari partai oposisi India di Kongres, Rahul Gandhi, mengatakan BJP berkontribusi terhadap ketegangan agama yang dirasakan di seluruh India.

"Menabur racun diskriminasi di benak anak-anak yang tidak bersalah, mengubah tempat suci seperti sekolah menjadi pasar kebencian," tulisnya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter). 

"Ini adalah minyak yang sama yang disebarkan oleh BJP yang telah membakar seluruh penjuru India."

Sebelumnya pada Juni 2023, saat berkunjung ke AS, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan kepada wartawan bahwa "sama sekali tidak ada ruang untuk diskriminasi" di India.