Liputan6.com, Moskow - Yevgeny Prigozhin telah dimakamkan di St Petersburg. Hal tersebut diungkapkan layanan pers kelompok Wagner via Telegram pada Selasa (29/8/2023).
Disebutkan bahwa upacara pemakaman di kota kelahirannya itu dilangsungkan secara tertutup dan semua orang yang ingin mengucapkan selamat tinggal dapat mengunjungi Pemakaman Porokhovskoe.
Situs Rusia, MSK1, yang mengutip pihak pemakaman menyebutkan bahwa upacara pemakaman Prigozhin diadakan pada Selasa sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Advertisement
"Begitulah sebagaimana yang diinginkan oleh kerabat (Prigozhin)," ujar pejabat tersebut seperti dilansir BBC, Rabu (30/8).
Lebih lanjut MSK1 menuliskan bahwa Prigozhin dimakamkan di samping makam ayahnya dan bendera Wagner berwarna hitam-kuning-merah terlihat di lokasi yang dimaksud.
Situs berita Fontanka melaporkan bahwa detektor logam telah dipasang di pintu masuk pemakaman menyusul persiapan ziarah massal ke makam Prigozhin.
Secara terpisah, pemakaman wakil utama Prigozhin, Valery Chekalov yang turut tewas dalam kecelakaan yang sama juga diadakan pada Selasa di Pemakaman Severnoe di St Petersburg. Pria berusia 47 tahun ini diyakini menjalankan bisnis non-militer Prigozhin, yang menurut pemerintah Barat digunakan untuk membiayai kelompok Wagner.
Otoritas Rusia mengonfirmasi kematian bos Wagner itu setelah melakukan analisis genetik terhadap 10 jasad dalam kecelakaan pesawat pada 23 Agustus 2023 di dekat Moskow. Kremlin membantah spekulasi bahwa mereka dalang di balik kecelakaan pesawat tersebut.
Di antara 10 korban tewas dalam kecelakaan pesawat di wilayah Tver juga termasuk tangan kanan Prigozhin, Dmitry Utkin.
Tidak Dihadiri Vladimir Putin
Pada Selasa, juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa presiden Rusia itu tidak akan menghadiri pemakaman Prigozhin.
Putin sendiri memilih tetap diam selama hampir 24 jam pasca kecelakaan pesawat. Barulah keesokan harinya dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga semua korban.
Dalam pernyataannya, dia menggambarkan Prigozhin sebagai "sosok berbakat" yang "membuat kesalahan serius dalam hidup".
Pada Juni, Prigozhin yang pernah menjadi loyalis Putin memang memimpin pemberontakan melawan dua jenderal tertinggi angkatan bersenjata Rusia. Para tentara bayarannya menguasai Kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan bergerak menuju Moskow, sebelum akhirnya memutuskan menyudahi pemberontakan saat berada sekitar 200 km dari ibu kota.
Putin pada saat itu menggambarkan pemberontakan tersebut sebagai pengkhianatan dan penusukan dari belakang. Namun, kemudian dilaporkan tercapai kesepakatan agar pasukan Wagner bergabung dengan unit tentara reguler Rusia atau pindah ke Belarus, yang merupakan sekutu Rusia.
Spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa pasukan keamanan Rusia terlibat dalam kecelakaan pesawat yang menewaskan Prigozhin dan pengikutnya. Pejabat Amerika Serikat yang dikutip oleh CBS mengungkap kemungkinan besar penyebab kecelakaan adalah ledakan di pesawat.
Peskov menepis rumor itu dan menyebutnya sebagai kebohongan mutlak.
Advertisement