Sukses

India Protes Keras China Karena Peta Barunya Memasukkan Wilayah Sengketa

Sumber ketegangan China dan India adalah sengketa perbatasan de facto sepanjang 3.440 km di sepanjang Himalaya – yang disebut Garis Kontrol Aktual atau LAC – yang tidak memiliki batas yang jelas.

Liputan6.com, New Delhi - India mengajukan protes keras ke China atas peta baru yang disebutnya mengklaim wilayahnya. Media India melaporkan bahwa peta tersebut menunjukkan Negara Bagian Arunachal Pradesh dan Dataran Tinggi Aksai Chin yang disengketakan.

Peta yang dipersoalkan India dirilis oleh Kementerian Sumber Daya Alam China pada Senin (28/8/2023). Menteri Luar Negeri (Menlu) India S. Jaishankar menyebut klaim China tidak masuk akal.

"China bahkan di masa lalu telah mengeluarkan peta yang mengklaim wilayah-wilayah yang bukan milik China, yang merupakan milik negara lain. Ini adalah kebiasaan lama mereka," katanya kepada saluran TV NDTV pada Selasa (29/8/2023), seperti dilansir BBC, Rabu (30/8).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi menyebutkan bahwa klaim China tidak memiliki dasar. Dia menambahkan bahwa langkah China hanya mempersulit penyelesaian sengketa perbatasan. Di lain sisi, China belum memberikan respons resminya.

Protes India terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping berbicara di sela-sela KTT BRICS di Afrika Selatan. Seorang pejabat India mengatakan bahwa pasca pertemuan itu, kedua negara telah sepakat mengintensifkan deeskalasi secara cepat di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Sumber ketegangan antara dua kekuatan nuklir ini adalah sengketa perbatasan de facto sepanjang 3.440 km di sepanjang Himalaya – yang disebut Garis Kontrol Aktual atau LAC – yang tidak memiliki batas yang jelas. Kehadiran sungai, danau, dan hamparan salju membuat garis tersebut dapat berpindah di beberapa tempat.

Tentara dari kedua belah pihak saling berhadapan di banyak titik. Terakhir kali, ketegangan terjadi pada Desember 2022 ketika pasukan India dan China bentrok di Kota Tawang.

2 dari 2 halaman

Saling Klaim

China menganggap seluruh Arunachal Pradesh sebagai wilayahnya dan menyebutnya sebagai Tibet Selatan – sebuah klaim yang ditolak keras oleh India. Adapun India mengklaim Dataran Tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang dikuasai China.

Pada April 2023, New Delhi bereaksi tajam terhadap upaya China untuk mengganti nama 11 tempat di Arunachal Pradesh, dengan mengatakan bahwa negara bagian tersebut akan selalu menjadi bagian integral dan tidak dapat dicabut dari India.

Hubungan antara India dan China memburuk sejak tahun 2020, ketika pasukan masing-masing terlibat dalam bentrokan mematikan di Lembah Galwan di Ladakh. Itu merupakan konfrontasi fatal pertama antara kedua belah pihak sejak tahun 1975.