Sukses

Topan Saola Mendekat, KJRI Hong Kong Minta WNI Pantau Perkembangan Cuaca

Saola kehilangan status topan super karena kecepatan angin turun dari 240 kilometer per jam menjadi 220 kilometer per jam, meskipun masih setara dengan badai Kategori 4.

Liputan6.com, Hong Kong - KJRI Hong Kong mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) berhati-hati menyusul ancaman Topan Saola. 

"Memperhatikan kondisi cuaca dan taifun yang berpotensi berada dekat di sekitar wilayah Hong Kong pada Jumat (1/9/2023) dan Sabtu (2/9), seluruh WNI di Hong Kong diimbau untuk berada di tempat yang aman dan memantau perkembangan cuaca melalui www.hko.go.hk atau aplikasi mobile MyObservatory," demikian KJRI Hong Kong pernyataan yang dirilis melalui Instagram @indonesiainhongkong. 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by KJRI Hong Kong (@indonesiainhongkong)

WNI diminta menghubungi nomor darurat pemerintah Hong Kong maupun hotline KJRI Hong Kong jika mengalami keadaan darurat. 

"Dalam keadaan darurat, agar segera hubungi nomor darurat otoritas Hongkong di 999 atau hotline KJRI Hongkong di nomor +852 6773 0466," kata Dirjen Pelindungan WNI Judha Nugraha dalam pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Kamis (31/8) malam. 

Judha mencatat saat ini terdapat 174.951 WNI, di mana 80 persen di antaranya merupakan pekerja migran.

Melansir CNN, Saola kehilangan status topan super karena kecepatan angin turun dari 240 kilometer per jam menjadi 220 kilometer per jam, meskipun masih setara dengan badai Kategori 4.

Topan Saola tersebut sebelumnya berdampak pada wilayah timur laut Filipina.

 

2 dari 2 halaman

Sekolah Ditutup hingga Penerbangan Dibatalkan

Pusat Peringatan Topan Gabungan memproyeksikan bahwa Topan Saola akan berada paling dekat dengan Hong Kong dan Provinsi Guangdong di selatan China pada Jumat malam, namun pusat topan akan tetap berada di lepas pantai.

Topan Saola diperkirakan akan melemah seiring dengan semakin dekatnya badai tersebut dengan Kategori 2.

Namun, Observatorium Hong Kong (HKO) memperingatkan bahwa Topan Saola masih akan membawa hujan lebat, angin kencang, dan menyebabkan gelombang badai seiring dengan naiknya air di wilayah pesisir dan dataran rendah.

Shenzhen, pusat teknologi tinggi yang terletak di Provinsi Guangdoang dan berbatasan dengan Hong Kong, telah meliburkan semua sekolah, pekerjaan, bisnis, pasar, dan transportasi pada Jumat. Bandara internasionalnya juga telah menangguhkan semua penerbangan mulai Jumat tengah hari.

Otoritas Kota Shenzhen, yang merupakan rumah bagi lebih dari 13 juta penduduk dan sering disebut sebagai Silicon Valley China, telah mendesak warganya untuk tinggal di rumah. Tempat-tempat penampungan darurat bagi mereka yang membutuhkan perlindungan juga telah dibuka.

"Hampir 4.000 layanan kereta api di Guangdong telah ditangguhkan antara Kamis dan Minggu (3/9)," ungkap laporan kantor berita Xinhua.

Selama konferensi pers pada Kamis, Kepala Sekretaris Hong Kong Eric Chan mengumumkan semua sekolah akan ditutup pada Jumat, yang ditetapkan sebagai hari pertama tahun ajaran bagi sebagian besar sekolah.

Video Terkini