Adelaide - Awal bulan lalu, Cardijn College di Australia Selatan, menggelar workshop kendang bagi murid-muridnya sekaligus masih dalam suasana merayakan HUT RI. Guru Bahasa Indonesia di sekolah itu berpandangan bahwa pertunjungan seni tersebut penting untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia.
Murid-murid SMP di Australia itu tampak antusias memperhatikan performa budaya tersebut. Dilaporkan ABC Indonesia, Senin (4/9/2023), murid juga ikut bermain dan tak hanya menonton saja.
Baca Juga
"Karena untuk belajar bahasa, enggak hanya belajar secara kontennya saja, seperti kata-kata atau kalimat, tapi kita juga fokus untuk mengajarkan kebudayaan," kata Mimi Thorpe, guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.
Advertisement
"Jadi tahun ini giliran kendang, dan nanti ada juga musik lain dari Indonesia," ujarÂ
Helena Sherwood, salah satu siswi yang ikut bermain kendang, mengatakan kegiatan seperti ini sangat menyenangkan baginya.
"Menyenangkan sekali ketika memukul kendangnya, lalu muncul suara yang berbeda," ujar Helena.
"Saya enggak tahu gimana caranya bisa begitu, tapi menurut saya keren banget."
Siswa lain, Blake Ricketts mengatakan ia pernah mencoba memukul kendang sebelumnya, tapi belum pernah mengikuti kelasnya.
"Waktu SD saya pernah main kendang, tapi bukan benar-benar belajar," katanya.
Ketika bermain, Blake menyadari kalau bermain kendang susah-susah gampang.
"[Kesulitannya adalah di]Â timing-nya, memukulnya di saat yang bersamaan bisa jadi cukup susah," katanya.
"Tapi saya mau menjadikannya aktivitas sampingan, pastinya seru."
Sementara Tyra Heinrich, mengaku ia ingin mencoba bermain alat musik kendang lagi, meski awalnya kesulitan menabuhnya.
"Saya suka sekali. Saya merasa sangat terhubung dengan kebudayaan Indonesia," katanya."Mungkin karena saya belum terbiasa, jadi kelihatannya sulit. Nadanya, ritmenya."
"Tapi seru banget."
Dodi Darmadi, guru kendang dalam workshop tersebut, mengaku jika para siswa dapat mengikuti kelasnya dengan cepat.
"Sangat cepat sekali menangkapnya," kata Dodi.
"Anak-anak cepat sekali untuk mengerti dan menerima beat-beat-nya untuk kendang."
Hubungan Indonesia dan Australia
Wade Champion, kepala kampus Marian Cardijn College melihat pentingnya memperkenalkan Indonesia kepada siswa-siswa sekolah di Australia.
"Karena Indonesia adalah salah satu negara tetangga terdekat kita," ujarnya.
"Kami tentunya mendorong siswa untuk mengalami kebudayaan lain, juga karena Indonesia adalah negara yang penting bagi kami sebagai orang Australia."Wade juga mengatakan para siswa di Cardijn College menerima dengan baik aktivitas yang menggunakan model 'immersion', sehingga melibatkan siswa dalam kegiatan sehari-hari kebudayaan lain.
"Kami ingin para siswa bisa ke restoran dan memesan makanan dalam Bahasa Indonesia," katanya.
"Dan juga ingin terus membina percakapan dengan mitra sekolah kami di Indonesia."
Mimi mengatakan mengajarkan Bahasa Indonesia, khususnya di Australia Selatan, menjadi tantangan tersendiri.
"Tantangannya agak berbeda karena masyarakat di Australia Selatan tidak begitu mengerti pentingnya belajar bahasa lain," katanya.Â
"Jadi mereka berpikir bahasa Inggris sudah cukup untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Itu tantangan yang paling besar."
Aktivitas seperti bermain alat musik kendang, menurut Mimi, menjadi salah satu cara untuk bisa menghadapi tantangan tersebut.
"Jadi kita mencoba menarik perhatian mereka, dengan mempromosikan kebudayaan," kata Mimi.
"Karena ada anak-anak yang suka melakukan aktivitas fisik, lebih suka sibuk daripada hanya duduk dan melatih bahasa mereka."
Advertisement