Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo beserta ibu negara Iriana mulai menyambut para pemimpin negara ASEAN, Selasa (5/9) tepat pukul 09.35 WIB di Plenary Hall Jakarta Convention Center.
Jokowi mengenakan setelan jas navi dengan dasi berwarna merah. Sementara itu, Iriana Joko Widodo menggunakan setelan kebaya dengan warna yang nyaris sama.
Baca Juga
Kedatangan para pemimpin negara ini juga diiringi oleh instrumen yang dibawakan oleh anggota militer yang ditugaskan dalam KTT ke-43 ASEAN.
Advertisement
Berikut ini adalah urutan kedatangan pemimpin dunia di KTT ke-43 ASEAN 2023:
- Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone
- Perdana Menteri Kamboja Hun Manet
- Ketua Delegasi Thailand Sarun Charoensuwan
- Presiden Filipina Ferdinand Marcos jr
- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
- Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh
- Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao
- Perdana Menteri Cook Island Mark Brown
- Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin
- Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah
Ekonom: KTT ASEAN Jadi momentum Indonesia Perkuat Ekonomi
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023. Dalam KTT ini akan ada kesepakatan regional dan juga dengan beberapa lembaga internasional.
Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita, menilai agenda tersebut merupakan Keketuaan Indonesia yang sifatnya sangat strategis.
Menurutnya, momentum Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023 kali ini harus dimanfaatkan dengan baik dan menjadikan ajang untuk menunjukkan kepda dunia bahwa Indonesia dalam hal regional saja mampu memimpin.
"Secara geopolitik, momen ini harus mampu digunakan sebagai ajang untuk menunjukan kepada dunia soal kepemimpinan regional Indonesia," kata Ronny kepada Liputan6.com, Selasa (5/9/2023).
Lebih lanjut, Ronny mengatakan, dunia boleh saja terpecah antara Barat dan kekuatan baru yang anti barat, anggota-anggota BRICS plus boleh saja bereforia soal dunia multipolar dan dedolarisasi, tapi ASEAN adalah domain Indonesia.
"Apapun yang derkait dengan ASEAN, maka Indonesia harus dilibatkan dan harus diajak bicara," ujarnya.
Secara ekonomi, Indonesia adalah negara dengan kue ekonomi terbesar, negara dengan penduduk terbesar, dan negara dengan pertumbuhan ekonomi paling agresif.
Advertisement
Global Supply Chain
Dalam situasi ekonomi global yang kian tak pasti, ditambah spirit globalisasi dan global supply chain yang makin tersendat gegara seteru geopolitik, Indonesia harus mempu mendorong bergeliatnya ekonomi regional se ASEAN, dengan mempererat kerjasama dagang, investasi, research and development, kemandirian teknologi, SDM, ekosistem ekonomi digital regional, dan regional supply chain untuk meningkatkan kekuatan ekonomi regional di satu sisi dan ekonomi nasional di sisi lain.
Dalam semua kerjasama itu, Indonesia harus mampu menjadi penggerak sekaligus penikmat, terutama secara ekonomi.
"Dari sisi investasi dan alih teknologi, investor-investor dari negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, bisa diberi karpet merah di Indonesia," ujar Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita.
Selain itu kerjasama dalam hal perdagangan dengan negara-negara tersebut bisa semakin ditingkatkan, untuk mensubstitusi ekspor nasional yang tertekan lantaran ekonomi negara-negara besar kian melemah.
"KTT ASEAN kali ini semestinya tidak saja untuk unjuk motto "Epicentre of Growth", tapi juga ajang untuk merealisasikannya di antara sesama negara ASEAN, di mana Indonesia bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari sana," pungkas Ronny P Sasmita.