Sukses

Di KTT ASEAN, PM Jepang Buka Suara Soal Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

PM Jepang Fumio Kishida memaparkan proses ilmiah di balik pembuangan limbah nuklir Fukushima tersebut hingga sistem kerja sama yang dijalin dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Liputan6.com, Jakarta - Isu soal pembuangan nuklir Fukushima turut dibahas dalam rangkaian KTT ke-43 ASEAN, tepatnya dalam pertemuan ke-26 antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu dengan Jepang.

Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pun menjawab kekhawatiran yang belakangan disuarakan oleh sejumlah negara anggota ASEAN.

"Untuk Fukushima tadi PM Jepang menjelaskan mengenai apa yang sudah dilakukan oleh Jepang," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada media di sela-sela KTT ASEAN, Selasa (7/9/2023).

Menlu Retno mengatakan, PM Kishida telah buka suara memaparkan proses ilmiah di balik pembuangan limbah nuklir tersebut hingga sistem kerja sama yang dijalin dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Jadi penjelasan lebih kepada langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Jepang, termasuk masalah scientific based dan juga transparansi, hingga proses bekerja sama dengan IAEA," tambah Retno.

Seperti diketahui, Kamis 24 Agustus 2023 lalu Jepang telah mulai melepaskan air olahan dari Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik - 12 tahun setelah bencana nuklir itu terjadi. Langkah itu dilakukan meski menuai protes sejumlah negara.

China misalnya, yang menyebut bahwa keputusan Jepang itu merupakan tindakan yang sangat egois. Bahkan, Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besar Jepang dan melayangkan protesnya atas langkah Tokyo yang membuang limbah nuklir ke laut.

"Lautan menopang umat manusia. Ini bukan selokan untuk air yang terkontaminasi nuklir Jepang. China mendesak Jepang untuk menghentikan kesalahannya," kata juru bicara kementerian Jepang Wang Wenbin.

"Jepang menempatkan kepentingan egoisnya di atas kesejahteraan jangka panjang seluruh umat manusia."Sementara itu, pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan pihaknya sangat menentang rencana pembuangan tersebut, yang menurutnya mengabaikan risiko terhadap keamanan pangan.

Lebih jauh lagi, baik China maupun Hong Kong, telah melarang impor produk pangan laut sebagai imbas dari pembuangan limbah nuklir tersebut.

2 dari 2 halaman

Dubes Jepang Pastikan Pembuangan Limbah Aman

Isu soal pelepasan limbah nuklir atau Advanced Liquid Processing System (ALPS) atau air olahan ALPS Fukushima ini juga disebut aman oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.

Dalam kesempatan terpisah, ia menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan ALPS tersebut. Ia mengatakan bahwa air olahan ALPS adalah air yang berasal dari dalam bangunan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, milik perusahaan listrik di Tokyo.

Air olahan ALPS tersebut sudah dimurnikan dan diolah hingga memenuhi standar keamanan untuk semua bahan radioaktif kecuali tritium.

Selain itu, Dubes Kenji menuturkan bahwa untuk tritium, airnya telah diencerkan secara signifikan dengan air laut sebelum dilepaskan sehingga secara keseluruhan memenuhi ketentuan yang diterima secara internasional dan memenuhi standar keamanan untuk semua zat radioaktif termasuk tritium.

Menurut Dubes Kenji, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai pelepasan air olahan ALPS tersebut, karena tidak akan ada dampak bagi kesehatan manusia maupun hewan.