Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memuji peran penting ASEAN dalam membangun jembatan penghubung kesepahaman di tengah dunia yang diwarnai berbagai krisis.
"ASEAN telah menjadi faktor penting bagi persatuan di dunia yang terpecah," ujar Guterres dalam konferensi pers di sela-sela rangkaian agenda KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (7/9/2023).
Baca Juga
Dunia yang semakin terbelah, ungkap Guterres, membutuhkan lembaga multilateral yang kuat, berdasarkan kesetaraan, solidaritas, dan universalitas.
Advertisement
"Di bidang perdamaian, saya menghargai peran konstruktif ASEAN dalam upaya meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan hingga Semenanjung Korea dengan mengedepankan dialog dan mendorong penghormatan terhadap hukum internasional," kata Sekjen PBB itu.
Namun, pada saat bersamaan, dia mengungkapkan keprihatinannya atas krisis Myanmar yang masih menjadi "pekerjaan rumah" ASEAN.
"Saya tetap sangat prihatin dengan memburuknya situasi politik, kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Myanmar, termasuk Negara Bagian Rakhine, serta penderitaan sejumlah besar pengungsi yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan," papar Guterres.
Dia menambahkan, "Saya menyambut baik pendekatan berprinsip ASEAN melalui Konsensus Lima Poin (5PC). Dan saya mendorong semua negara untuk terus mencari strategi terpadu terhadap Myanmar."
"Saya juga menghargai upaya gigih Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk melibatkan semua pihak yang berkonflik dalam dialog politik. Dan saya mengulangi seruan mendesak saya kepada junta militer Myanmar untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya, membebaskan semua tahanan politik, dan membuka pintu untuk kembali ke pemerintahan yang dipilih secara demokratis," tegas Guterres.
Jokowi: Butuh Upaya Extraordinary untuk Implementasikan 5PC
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa 5PC akan tetap jadi pedoman utama ASEAN dalam menyelesaikan krisis Myanmar.
"Terkait implementasi 5PC, saya ingin ingatkan bahwa 5PC adalah upaya kolektif ASEAN sebagai keluarga, yang telah disepakati para pemimpin ASEAN di Jakarta pada 24 April 2021," ujar Presiden Jokowi dalam sesi retreat KTT ASEAN 2023, Selasa.
"Indonesia telah melakukan engagement secara sangat intensif. Lebih dari 145 engagements dengan 70 stakeholders telah dilakukan dalam sembilan bulan dan Indonesia melihat sudah mulai muncul trust antara satu stakeholder dengan yang lain, kecuali dengan junta militer."
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyatakan bahwa inilah saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional di Myanmar sebagai kunci penyelesaian krisis politik di negara itu.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa ASEAN harus berani mengevaluasi diri, membahas permasalahan secara terbuka, dan mencari solusi bersama.
"Kita butuh upaya yang lebih taktis dan extraordinary untuk implementasikan 5PC," tegas Presiden Jokowi.
Selain itu, sebut Presiden Jokowi, bantuan kemanusiaan ASEAN terhadap Myanmar masih terus dilakukan melalui AHA Centre.
"Namun, proses yang dilakukan memang masih amat panjang," ungkap Presiden Jokowi.
Â
Advertisement