Sukses

Luhut dan Sri Mulyani Beberkan Jurus Indonesia Jaga Emisi Karbon dan Pertumbuhan Ekonomi

Dua menteri di kabinet Presiden Jokowi itu membeberkan jurus jitu Indonesia menjaga angka emisi karbon dan pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beserta Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara di Sesi Pleno terakhir di hari pertama penyelenggaraan Indonesia Sustainability Forum 2023.

Dua menteri di kabinet Presiden Jokowi itu membeberkan jurus jitu Indonesia menjaga angka emisi karbon dan pertumbuhan ekonomi.

"Saya rasa indonesia sangat peduli soal krisis iklim. Jika di lihat data, Indonesia masih 2,3 ton per kapita emisi karbon. Jika dilihat negara berkembang lainnya bisa 14 sampai 15 ton per kapita," kata Luhut dalam ISF 2023 di Sesi Pleno bertajuk Fireside Chat: Advancing Decarbonization and Sustainability in Developing Countries: The Role of Multilateral Organizations, Kamis (7/9/2023).

"Jadi bagaimana kita menjaga karbon emisi di bawah 4,5 ton per kapita tapi di satu sisi kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi kita, ini adalah strategi kami menjaganya."

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kunci keberhasilan Indonesia juga didukung oleh rencana keuangan dari pemerintah RI.

"Ketika kita berbicara soal sustainability, maka kita bicara soal hal yang penting yaitu keuangan," kata Sri Mulyani.

"Semua sudah membuat estimasi, berapa banyak yang dikeluarkan untuk menyelamatkan dunia dari krisis bumi. Dan financial sustainability (Pendanaan untuk keberlanjutan) sangat penting untuk memobilitas penyelesaian masalah."

Sri Mulyani menyebut dibutuhkan langkah memobilisasi pendanaan sangat kritikal.

"Seperti yang pak Luhut sampaikan kita selama ini terus bertumbuh dan elastisitas dari tuntutan kebutuhan energi semakin tinggi, itu artinya setiap 5 persen pertumbuhan ekonomi kita harus arahkan lagi pada pertumbuhan energi ke arah yang lebih besar lagi."

Lalu bagaimana menjalankan pertumbuhan ekonomi tanpa memikirkan emisi karbon?

"Kita harus berinvestasi lebih banyak pada energi yang terbarukan atau renewable."

2 dari 4 halaman

Upaya Negara Anggota ASEAN Capai Target Net Zero hingga Implementasi Carbon Centre of Excellence

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut KTT ASEAN membuahkan banyak kerja sama bisnis antar anggota.

Ia menyebut, hal terpenting dari hubungan kerja sama tersebut adalah bagaimana negara-negara anggota ASEAN mampu berkomitmen pada target Net Zero.

"Bisnis merupakan legacy dari ASEAN. Jadi menurut saya ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya memegang teguh Carbon Center of Excellence dan upaya ASEAN menuju aliansi strategis dalam mencapai target Net Zero," kata Shinta Kamdani pada press briefing di Indonesia Sustainability Forum 2023, Kamis (7/9/2023).

ASEAN Carbon Centre of Excellence bertujuan untuk menyediakan platform yang memungkinkan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik mengenai solusi berbasis alam dan perdagangan karbon di pasar masing-masing.

CCOE bermaksud membangun jaringan kuat para pelaku pasar yang berupaya memajukan tujuan iklim ASEAN dan ekonomi hijau melalui solusi berbasis alam.

Shinta menyebut, bahwa pihaknya telah memulai Net Zero Hub untuk benar-benar membantu perusahaan di ASEAN mencapai Net Zero mereka.

"Saya pikir kami telah mampu meningkatkannya ke tingkat ASEAN hingga Dewan Bisnis ASEAN dan saya pikir ini adalah sesuatu yang akan dilanjutkan. Bagaimana bisnis bersama kami akan dapat mencapai tujuan ini."

3 dari 4 halaman

ISF 2023, Menko Luhut: Indonesia Punya Potensi Energi Terbarukan yang Besar

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar.

“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dengan daya lebih dari 3.600 GW, dan kami akan terus mengembangkan bauran energi hijau,” kata Menko Luhut dalam pembukaan Indonesia Sustainability Forum 2023, Kamis (7/8/2023).

“Indonesia mempunyai sumber daya mineral penting yang melimpah yang penting bagi kehidupan transisi energi. Mulai dari Nikel, Timah, Bauksit, Tembaga dalam hal cadangan global.”

Dalam pernyataannya di ISF 2023, Luhut menyebut Indonesia telah memelopori beberapa proyek dan komitmen dekarbonisasi terbesar.

“Komitmen Ner Zero pada tahun 2060. Komitmen iklim sebesar USD 20 Miliar melalui kemitraan internasional. Target penurunan NDC sebesar 43% hingga investasi energi terbarukan lintas negara sebesar USD 30 Miliar,” kata Luhut.

“Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan keberlanjutan global.”

4 dari 4 halaman

ISF 2023: 10 Sesi Pleno dan 14 Sesi Tematik

Di ISF 2023, forum ini akan membahas banyak topik penting mengenai tantangan keberlanjutan. Sepanjang forum dua hari ini, terdapat 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik yang membahas empat pilar pertumbuhan berkelanjutan:

“Pertama, mengurangi emisi gas rumah kaca serta timbulan limbah dari kegiatan ekonomi. Kedua, melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem untuk menjamin kesejahteraan alam dan melindungi planet yang layak huni.”

“Ketiga, memulai dan meningkatkan ekonomi hijau melalui pembangunan bisnis baru yang ramah lingkungan dan beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan. Terakhir, menerapkan faktor finansial, teknologi, sumber daya manusia, dan faktor pendukung lainnya untuk mempercepat pertumbuhan berkelanjutan,” kata Luhut.

Luhut juga menekankan bahwa ISF 2023 berupaya mendorong diskusi yang bermanfaat dan produktif di antara para pemimpin dan pemangku kepentingan utama yang hadir dalam dua hari ke depan.

“Saya berharap melalui ISF, kita dapat membawa pulang wawasan dan benih yang luas untuk kemitraan yang berdampak dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.”