Sukses

Curhat Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska Soal Dampak Perang dengan Rusia: Anak Saya Merindukan Ayahnya

Perang Ukraina telah berkecamuk lebih dari 560 hari, sejak dimulai pada Februari 2022 dan istri Presiden Volodymyr Zelensky pun blak-blakan soal dampak emosional yang dirasakannya.

Liputan6.com, Kyiv - Perang Ukraina masih bergulir hingga detik ini, sejak meletus pada Februari 2022. Dampak emosional perang pun diungkapkan oleh Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska.

"Ini mungkin sedikit egois, tapi saya butuh suami saya, bukan sebagai tokoh sejarah, di sisi saya," ujar Olena dalam wawancaranya dengan BBC seperti dikutip, Minggu (10/9/2023).

Dia juga menyinggung soal keluarganya yang rindu menghabiskan waktu bersama.

"Namun, kami berusaha kuat, kami punya kekuatan baik secara emosional maupun fisik. Dan saya yakin kami akan mengatasinya bersama-sama," kata istri Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tersebut.

Ketika invasi Rusia ke Ukraina terjadi, Olena menghabiskan waktu berbulan-bulan bersembunyi di lokasi rahasia bersama anak-anaknya. Dia menggambarkan emosinya semasa awal invasi sebagai perasaan adrenalin terus menerus.

Seiring berjalannya waktu, dia merasa perlu menenangkan diri dan mulai berdamai dengan keadaan. Pasca keluar dari persembunyiannya tahun lalu, perang membuat Olena yang merupakan mantan penulis naskah komedi menjadi sorotan karena sejak saat itu dia berkeliling bertemu para pemimpin dunia dan memberikan pidato.

Tentu saja Olena dan keluarganya bukan satu-satunya yang paling terdampak atas perang Ukraina, namun sulit baginya untuk tidak emosional ketika ditanya soal anak-anaknya.

"Kami tidak tinggal bersama dengan suami saya," tutur Olena. "Kami punya kesempatan untuk bertemu, namun tidak sesering yang kami inginkan. Anak saya merindukan ayahnya."

2 dari 3 halaman

Sadar Dirinya dan Keluarga Jadi Target Utama Rusia

Ketidakpastian hidup dalam perang, sebut Olena, juga menimbulkan dampak emosional bagi anak-anaknya.

"Saya sedih melihat anak-anak saya tidak merencanakan apapun. Pada usia seperti itu, usia muda. Putri saya berusia 19 tahun. Mereka memimpikan perjalanan, sensasi, emosi baru. Dia tidak memiliki kesempatan seperti itu," ungkap Olena.

"Ada batasan waktu dalam hal apa yang dapat diizinkan, batasan itu ada, dan kami mencoba untuk hidup di dalamnya."

Ketika tiba-tiba sirene serangan udara mulai meraung di tengah-tengah wawancara, Olena digambarkan tetap tenang dan teguh, serta dengan sabar menunggu sampai itu berakhir. Demikian gambaran kehidupan sehari-hari bagi warga Ukraina di seluruh negeri.

Olena mengaku sangat sadar siapa yang berada di urutan teratas target Rusia: suaminya, anak-anaknya, dan dirinya sendiri.

3 dari 3 halaman

Kesehatan Mental dan Ketahanan

Olena dan Zelensky adalah sepasang kekasih di sekolah menengah yang kemudian bekerja bersama dalam grup komedi dan studio TV, di mana sang presiden berperan sebagai aktor dan Olena sebagai penulis naskah.

Dia mengaku bahwa dia tidak pernah memimpikan suaminya menjadi "tokoh sejarah" seperti sekarang ini.

"Saya percaya padanya. Dan saya mendukungnya. Saya tahu bahwa dia memiliki kekuatan yang cukup. Bagi orang lain, saya pikir, situasi ini akan jauh lebih sulit. Dia benar-benar orang yang sangat kuat dan tangguh. Dan ketahanan ini adalah apa yang kita semua butuhkan saat ini," terang Olena.

Pekerjaan Olena baru-baru ini sebagai ibu negara berfokus pada membantu warga Ukraina menghadapi dampak psikologis perang, di mana pada Rabu (6/9), dia menjadi tuan rumah bersama pertemuan puncak di Kyiv yang berfokus pada kesehatan mental dan ketahanan.

"Saya sangat berharap bisa menginspirasi seseorang, bisa memberikan harapan atau nasihat kepada seseorang atau membuktikan dengan teladan saya sendiri bahwa kita hidup, kita bekerja, kita maju," kata Olena.

"Tak seorang pun tahu apa yang menanti mereka. Lagi pula, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa di Abad ke-21, perang seperti itu akan terjadi di tengah-tengah Eropa dan akan sangat kejam. Sebuah perang berdarah. Jadi, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan berada dalam peran ini, saat ini."

Masyarakat Ukraina jelas tidak bisa menjamin masa depan, ujar Olena, namun mereka punya harapan.

"Kami punya harapan besar untuk meraih kemenangan, tapi kami tidak tahu kapan kemenangan itu akan datang. Dan penantian panjang ini, tekanan yang terus-menerus, ada dampaknya."