Sukses

Aljazair Buka Wilayah Udaranya untuk Maroko Pasca Gempa Meski Masih Berseteru

Kementerian Dalam Negeri Maroko menyebutkan bahwa setidaknya 2.012 orang tewas dan setidaknya 2.059 terluka dalam gempa yang mengguncang pada Jumat (8/9/2023).

Liputan6.com, Algiers - Aljazair menyampaikan belasungkawa kepada negara tetangganya, Maroko, yang diguncang gempa magnitudo 6,8 pada Jumat (8/9/2023) malam. Kementerian Dalam Negeri Maroko menyebutkan bahwa setidaknya 2.012 orang tewas dan setidaknya 2.059 terluka dalam bencana tersebut.

Dari jumlah korban luka, 1.404 di antaranya dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

"Aljazair menyampaikan belasungkawa mendalam dan simpati tulus bagi keluarga korban dari saudara-saudara kami di Maroko, dengan harapan agar korban luka segera pulih," demikian bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Aljazair seperti dilansir kantor berita Anadolu, (Minggu (10/9).

Tidak cukup itu saja, Aljazair juga memutuskan untuk membuka wilayah udaranya untuk penerbangan kemanusiaan dan medis dari dan ke Maroko pasca gempa.

"Aljazair sepenuhnya siap memberikan bantuan kemanusiaan dan memobilisasi semua material dan sumber daya manusia dalam solidaritas dengan persaudaraan rakyat Maroko jika diminta oleh Kerajaan Maroko," ungkap pernyataan Kepresidenan Aljazair.

Aljazair menutup wilayah udaranya ketika negara itu memutus hubungan diplomatiknya dengan Maroko pada tahun 2021 yang dipicu serangkaian masalah, salah satunya sengketa wilayah Sahara Barat.

Agustus 2021, Aljazair menuduh Maroko memiliki kecenderungan bermusuhan. Namun, tuduhan itu dibantah keras oleh Maroko.

Guncangan gempa Maroko juga dirasakan hingga negara tetangga, Aljazair dan Mauritania.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gempa Dangkal

Selain Aljazair, belasungkawa juga mengalir dari penjuru dunia atas gempa Maroko. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan termasuk di antara yang menawarkan bantuan, demikian pula dengan Prancis dan Jerman.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan bahwa guncangan gempa magnitudo 6,8 berlangsung beberapa detik dan gempa susulan magnitudo 4,9 terjadi 19 menit kemudian. Tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia yang terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, yakni 18,5 km, menyebabkan gempa Maroko yang berpusat di Pegunungan High Atlas menjadi lebih berbahaya.

Gempa disebut relatif jarang terjadi di Afrika Utara. Kepala Departemen Pemantauan dan Peringatan Seismik di Institut Geofisika Nasional Lahcen Mhanni mengatakan kepada 2M TV bahwa gempa pada Jumat merupakan yang terkuat yang pernah tercatat di wilayah tersebut.

Pada tahun 1960, gempa magnitudo 5,8 melanda dekat Kota Agadir di Maroko dan menyebabkan ribuan kematian. Gempa tersebut mendorong perubahan peraturan konstruksi di Maroko, namun banyak bangunan, terutama rumah di pedesaan, tidak dibangun untuk tahan terhadap guncangan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.