Liputan6.com, Tripoli - Sebanyak 2.000 orang diduga tenggelam setelah badai dahsyat memicu banjir di Kota Derna, Libya timur. Demikian menurut Perdana Menteri Ossama Hamad yang berbasis di wilayah timur pada Senin (11/9/2023).
Sementara itu, juru bicara militer Libya di timur Mayor Jenderal Ahmed Al-Mismari mengatakan bahwa sebanyak 5.000 hingga 6.000 orang hilang di Derna, kota yang berpenduduk 100.000 jiwa. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (12/9/2023).
Baca Juga
Kematian terjadi setelah badai dahsyat dan banjir besar menyebabkan runtuhnya dua bendungan tua, yang mengakibatkan meluapnya sungai yang mengalir deras dan menghanyutkan setidaknya satu lingkungan.
Advertisement
Video yang beredar online menunjukkan kehancuran besar di kota tersebut. Seluruh wilayah permukiman terhapus di sepanjang sungai yang mengalir dari pegunungan melalui pusat kota. Bangunan apartemen yang dulunya terletak jauh dari sungai kini sebagian ambruk ke dalam lumpur.
Tidak diketahui berapa banyak orang yang tidur di rumah susun tersebut ketika banjir datang. Warga pertama kali mengetahui bendungan tersebut runtuh karena beratnya air ketika mereka mendengar ledakan di tengah malam.
Warga Derna bernama Ahmed Mohamed mengatakan, "Kami sedang tidur dan ketika kami bangun kami menemukan air mengepung rumah. Kami mencoba keluar."
Jumlah pasti korban tewas banjir Libya sulit diukur karena komunikasi terputus dan administrasi terhambat oleh perebutan kekuasaan selama satu dekade antara dua pemerintah yang saling bersaing, di mana masing-masing didukung oleh milisi sendiri.
Badan-badan bantuan dan negara-negara Teluk yang kaya seperti Uni Emirat Arab dilaporkan memberikan bantuan darurat ke wilayah tersebut. Pejabat setempat mengatakan bahwa mereka membutuhkan tandu, makanan, dan air.
Bencana Besar dan di Luar Kendali
Dewan Kota Derna mengumumkan di halaman Facebook resmi mereka bahwa situasinya adalah bencana besar dan di luar kendali. Mereka menyerukan intervensi internasional dan pembukaan koridor laut karena runtuhnya sebagian besar jalan kota.
Tayangan yang disiarkan oleh TV Almostakbal di Libya timur menunjukkan bagaimana banjir besar menghanyutkan kendaraan. Saluran tersebut juga mengunggah gambar jalan yang runtuh antara Sousse dan Shahat, rumah bagi situs arkeologi Cyrene yang terdaftar di UNESCO.
Parlemen Libya yang berbasis di wilayah timur mengumumkan tiga hari berkabung. Abdulhamid al-Dbeibah, saingan perdana menteri Libya yang diakui PBB dan berbasis di Tripoli di barat Libya, juga mengumumkan tiga hari berkabung di semua kota yang terdampak.
Pemerintahan Dbeibah diakui oleh Bank Sentral Libya, yang menyalurkan dana ke departemen pemerintah di seluruh negeri.
Empat pelabuhan minyak, yakni Ras Lanuf, Zueitina, Brega dan Es Sidra, ditutup mulai Sabtu (9/9) malam.
Badai melanda Libya timur pada Minggu (10/9) sore, terutama di kota pesisir Jabal al-Akhdar dan juga Benghazi, di mana jam malam diberlakukan dan sekolah-sekolah ditutup selama beberapa hari.
Advertisement