Sukses

Benarkah Perang Rusia-Ukraina Bergantung pada Korea Utara?

Kesepakatan senjata antara Moskow dan Pyongyang diprediksi akan mewakili sebuah perubahan besar.

Liputan6.com, Jakarta - Kesepakatan senjata antara Moskow dan Pyongyang diprediksi akan mewakili sebuah perubahan besar.

Sampai baru-baru ini Rusia sepenuhnya mendukung sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara atas program senjata nuklirnya.

Sanksi tersebut antara lain melarang perdagangan senjata dengan Korea Utara.

"Sudahlah. Tanda tangan bisa dicabut,” kata tabloid Rusia Moskovsky Komsomolets pekan lalu, dikutip dari laman BBC, Selasa (12/9/2023).

Lebih dari satu setengah tahun setelah perang yang membawa dampak buruk bagi Rusia, Moskow mungkin perlu menambah persediaan amunisinya.

"Mereka mungkin melihat kesepakatan dengan Pyongyang sebagai cara untuk membantu mencapai hal tersebut," kata Senior Editor BBC dari Rusia Steve Rosenberg.

"Namun bukan berarti tanpa bantuan Korea Utara, mesin perang Rusia akan terhenti."

Apa yang Diinginkan dari Pertemuan Kim Jong Un dan Putin?

Baik Rusia dan Korea Utara dituduh sebagai “negara nakal”. Keduanya berada di bawah sanksi internasional yang berat. Keduanya juga disebut selalu menentang Amerika Serikat.

Senior Editor BBC asal Rusia Steve Rosenberg menilai bahwa pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un dimaksudkan untuk menjalin kerja sama satu sama lain.

"Keduanya melihat manfaat yang jelas dari hubungan yang lebih dekat," kata Steve Rosenberg dikutip dari laman BBC, Selasa (12/9/2023).

"Bagi Rusia, hal itu bisa mencakup aliran amunisi untuk perangnya di Ukraina. Korea Utara memiliki industri pertahanan yang sangat besar dengan kemampuan produksi skala besar."

AS mengklaim bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara telah “berkembang secara aktif” dan Rusia dilaporkan mencari pasokan amunisi dan peluru artileri.

"Korea Utara mungkin mengandalkan bantuan kemanusiaan dari Moskow untuk mengurangi kekurangan pangan. Namun ada juga spekulasi bahwa Pyongyang mungkin mencari teknologi canggih untuk satelit dan keperluan militer."

2 dari 3 halaman

Kim Jong Un Tiba di Rusia

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah tiba di Rusia, media Jepang melaporkan pada hari Selasa, ia akan melakukan diskusi komprehensif dengan Presiden Vladimir Putin di tengah peringatan dari Washington bahwa mereka tidak boleh menyetujui perjanjian senjata.

Kim Jong Un meninggalkan Pyongyang menuju Rusia pada hari Minggu dengan kereta pribadinya, media pemerintah Korea Utara melaporkan pada hari Selasa. Ia ditemani oleh para pejabat tinggi industri senjata dan militer serta menteri luar negeri.

Kantor berita Jepang Kyodo melaporkan pada hari Selasa, mengutip sumber resmi Rusia yang tidak disebutkan namanya, bahwa sebuah kereta yang membawa Kim telah tiba di stasiun Khasan, pintu gerbang kereta utama ke Timur Jauh Rusia dari Korea Utara.

Mengutip The Straits Times, Selasa (12/8/2023), juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya yakin Kim Jong Un memasuki Rusia pada Selasa pagi.

Kim tidak sering bepergian ke luar negeri, hanya melakukan tujuh perjalanan jauh dari negaranya dan dua kali melintasi perbatasan antar-Korea dalam 12 tahun kekuasaannya. Empat dari perjalanan tersebut dilakukan ke sekutu politik utama Korea Utara, Tiongkok.

"Ini akan menjadi kunjungan penuh," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. "Akan ada negosiasi antara dua delegasi, dan setelah itu, jika perlu, para pemimpin akan melanjutkan komunikasi mereka dalam format satu lawan satu."

3 dari 3 halaman

Apa yang Akan Dibahas?

Seorang pejabat di pemerintahan Khasan menolak mengomentari laporan kedatangan Kim.

Para pejabat AS, yang pertama kali mengatakan bahwa kunjungan itu akan segera terjadi, mengatakan bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara sedang berlangsung secara aktif dan bahwa Kim dan Putin kemungkinan akan membahas penyediaan senjata kepada Rusia untuk perang di Ukraina.

Vladimir Putin tiba di Vladivostok pada Senin 11 September, kata kantor berita Rusia TASS. Ia dijadwalkan menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Timur, yang berlangsung hingga Rabu.

Peskov mengatakan bahwa pertemuannya dengan Kim akan dilakukan setelah forum tersebut dan tidak ada konferensi pers yang direncanakan oleh para pemimpin tersebut, menurut kantor berita Rusia.

Belum ada konfirmasi mengenai lokasi pertemuan atau apakah Kim Jong Un akan menghadiri forum ekonomi tersebut.