Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Tinggi Urusan Perlucutan Senjata, Izumi Nakamitsu, pada Selasa (12/9), memperingatkan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB akan “setiap potensi atau dugaan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan yang relevan” dalam memasok senjata kepada pihak-pihak yang berperang di Ukraina, “jika betul, sangat memprihatinkan.”
“Pasokan senjata dan amunisi dalam setiap situasi konflik bersenjata menimbulkan kekhawatiran besar akan kemungkinan meningkatnya kekerasan dan menimbulkan risiko pengalihan dan proliferasi yang signifikan, bahkan setelah konflik berakhir,” tambahnya.
Baca Juga
Nakamitsu juga menyatakan keprihatinannya atas laporan terkait pemindahan dan penggunaan bom tandan selama perang di Ukraina, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (13/9/2023).
Advertisement
Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan kepada DK PBB bahwa “keputusan Amerika Serikat untuk memasok bom tandan ke Ukraina adalah tindakan yang tidak masuk akal.”
Menurutnya, pemerintahan Biden “sedang mempersiapkan keputusan untuk memasok rudal jarak jauh dengan bom tandan kepada rezim Kyiv” dan mencatat bahwa Komisi Investigasi Amerika Serikat “telah mengatakan bahwa hingga sepertiga dari bom tandan ini mungkin tidak meledak, dan mungkin tetap terkubur dan menjadi ancaman selama puluhan tahun [ke depan] bagi warga sipil.”
Duta Besar Ukraina Khrystyna Hayovyshyn menegaskan “rasa terima kasih negaranya kepada sahabat dan mitra kami yang secara praktis mendukung kami dalam melakukan hak untuk membela diri berdasarkan pasal 51 Piagam PBB.”
Kim Jong Un Dukung Invasi Rusia ke Ukraina, Restui Semua Keputusan Putin
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan dukungannya terhadap Vladimir Putin yang saat ini tengah berperang dengan Ukraina.
Dikutip dari laman BBC, Kim Jong Un secara jelas mendukung Putin dalam invasi Rusia ke Ukraina.
“Rusia telah melakukan perjuangan suci untuk melindungi kedaulatan dan keamanannya melawan kekuatan hegemonik,” kata Kim kepada Putin.
“Korea Utara mendukung semua keputusan Putin,” tambahnya.
Kim Jong Un juga yakin bahwa Korea Utara dan Rusia akan tetap sejalan dalam perjuangan melawan imperialisme.
"Saya yakin kita akan tetap bersama dalam perjuangan melawan imperialisme," kata Kim Jong Un dalam pertemuannya bersama Vladimir Putin di pusat antariksa Rusia Kosmodrom Vostochny.
Advertisement
Kim Jong Un Bersyukur Bertemu Putin
Dalam pernyataannya, Kim Jong Un juga mengatakan: "Saya sangat bersyukur Anda menaruh perhatian besar pada kunjungan kami ke Rusia."
Pembicaraan secara resmi kedua negara telah dimulai. Kim dan Putin sudah bertemu serta delegasi yang menyertainya, lapor media Rusia RIA.
Saat para pemimpin berjalan di sekitar pusat pertemuan, Putin menegaskan bahwa mereka akan membahas “semua masalah”.
Dia juga menegaskan bahwa keduanya akan mendiskusikan teknologi satelit dan itulah sebabnya mereka berada di pangkalan luar angkasa ini.
Kim Jong Un mengatakan bahwa lawatannya ke Rusia menggambarkan pentingnya hubungan strategis antara Korea Utara dan Rusia. Demikian disampaikan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Pernyataan tersebut dibuat bertepatan dengan ketibaan Kim Jong Un di Stasiun Khasan di Wilayah Timur Jauh di mana dia disambut oleh sejumlah pejabat Rusia termasuk Menteri Sumber Daya Alam Alexander Kozlov dan Gubernur Regional Oleg Kozhemyako.