Liputan6.com, Jakarta - Bisnis rumah produksi film porno di Jakarta Selatan (Jaksel) Indonesia yang melibatkan sejumlah artis, selebgram, dan foto model sebagai pemerannya tengah jadi sorotan.
Polisi mencatat, ada 120 film porno sejak tahun 2022 yang disebarkan ke tiga website berbayar yakni bossinema, kelasbintang, dan togefilm. Dari situ terkuak bahwa film porno masih banyak digandrungi.
Sementara itu, situs porno terbesar di dunia, Pornhub, mengungkap bahwa negara kepulauan di Asia Tenggara menduduki puncak daftar untuk waktu kunjungan situs porno tersebut. Apakah Indonesia jawabannya?
Advertisement
Bukan, Filipina lah yang berada di posisi pertama dari tinjauan tahunan Pornhub selama tiga tahun berturut-turut dalam periode 5 tahun.Â
Data di bawah ini adalah tinjauan Pornhub pada 2020. Dengan rincian 20 negara paling lama menonton film porno sebagai berikut:
- Amerika Serikat
- Inggris
- Pranics
- Jepang
- Meksiko
- Italia
- Jerman
- Kanada
- Filipina
- Brazil
- Spanyol
- Polandia
- Belanda
- Australia
- Ukraina
- Argentina
- Kolombua
- Mesir
- Swedia
- Belgia
Dalam Laporan terbaru Pornhub mengungkapkan bahwa pengunjung Filipina menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton film porno dibandingkan negara lain. Rata-rata waktu yang dihabiskan mereka per kunjungan di website adalah 13 menit 28 detik – bahkan lebih lama dibandingkan rata-rata durasi kunjungan global yang hanya 9 menit 59 detik. Jika dicermati datanya, Filipina adalah satu-satunya negara Asia yang masuk dalam daftar tersebut.
Dalam data tersebut, seperti juga dikutip dari situs Culture Trip, Kamis (14/9/2023), negara Asia lainnya yang masuk daftar adalah Jepang.
Dibandingkan dengan laporan Pornhub sebelumnya, data tahun 2017 juga menunjukkan bahwa masyarakat Filipina kini menghabiskan lebih banyak waktu di situs berbagi video porno. Pada tahun 2016, rata-rata waktu yang dihabiskan mereka per kunjungan di situs ini adalah 12 menit 45 detik.
Â
Â
Â
Meski Ada Upaya Pemblokiran dari Pemerintah Filipina
Filipina merangkak ke peringkat atas dalam daftar negara paling lama menonton film porno, meskipun ada upaya pemerintah untuk memblokir situs-situs porno besar di negara tersebut. Pada bulan Januari 2017, beberapa orang Filipina dilaporkan terkejut karena mereka tidak dapat lagi mengakses situs dewasa favorit mereka. Hal ini terjadi setelah pemerintah memerintahkan untuk memblokir situs-situs dewasa tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik 9775 atau undang-undang anti-pornografi anak.
Namun yang lain mengungkapkan bahwa penyedia layanan internet mereka masih mengizinkan mereka mengunjungi Pornhub dan situs porno lainnya. Ini mungkin menjadi alasan mengapa negara Asia ini tidak termasuk dalam 5 negara rujukan lalu lintas web teratas. Â
Bagi negara yang dikenal konservatif seperti Filipina, hasil penelitian ini bisa menunjukkan bahwa masyarakatnya menjadi lebih terbuka terhadap hasrat seksual mereka atau hal ini merupakan cara untuk mengalihkan perhatian mereka dari kesulitan hidup.
Inilah beberapa alasan meningkatnya jumlah penonton film porno di Filipina.
Advertisement
Peningkatan Penetrasi Internet
Filipina telah mengalami peningkatan penetrasi internet yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses internet, wajar jika kita memperkirakan adanya peningkatan aktivitas online, termasuk konsumsi konten dewasa.
Menurut data dari Year in Review 2020 Pornhub, Filipina berada di peringkat ke-7 dalam hal volume pencarian pornografi tertinggi di situs mereka. Hal ini menunjukkan minat dan konsumsi konten dewasa yang cukup besar di negara tersebut.
Platform media sosial memainkan peran penting di Filipina, dengan sebagian besar penduduknya aktif menggunakan platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Platform-platform ini dapat berkontribusi pada penyebaran dan pembagian konten dewasa, sehingga meningkatkan keterpaparan dan konsumsi.
Â
Faktor Budaya dan Agama
Filipina adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, dan pengaruh keyakinan agama serta norma budaya dapat berdampak pada sikap masyarakat terhadap pornografi. Meskipun terdapat perspektif konservatif mengenai konten dewasa, hal ini tidak menghilangkan kemungkinan konsumsi konten tersebut.
Penting untuk mendekati tren ini dengan hati-hati, karena data yang andal dan komprehensif mengenai konsumsi pornografi mungkin sulit diperoleh. Selain itu, sikap masyarakat terhadap pornografi dapat bervariasi, dan pengalaman serta perilaku individu mungkin tidak sejalan dengan tren umum.
Â
Advertisement