Sukses

Kondisi Terkini Pasca-Banjir Libya yang Mematikan hingga Upaya Bantuan Indonesia

Liputan6.com mendapat update kondisi terkini Libya setelah diterjang banjir dahsyat dari Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tripoli Libya, Dede Achmad Rifai.

Liputan6.com, Tripoli - Banjir besar yang melanda Libya menyebabkan ribuan orang terluka. Rumah sakit juga tidak berfungsi akibat banjir Libya yang terjadi setelah Badai Daniel, serta diperparah oleh bendungan jebol.

Daerah yang terdampak banjir Libya adalah Derna yang berlokasi di timur Libya. Jumlah korban jiwa sudah mencapai 6.000 orang dan diprediksi terus meningkat. Wali kota Derna bahkan memperkirakan 18.000 hingga 20.000 orang tewas ketika dua bendungan jebol, menimbulkan 'tsunami' saat orang-orang tertidur.

Liputan6.com kemudian mendapat update kondisi terkini Libya setelah diterjang banjir dahsyat dari Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tripoli Libya, Dede Achmad Rifai.

"Alhamdulillah sudah pulih kembali seperti sebelum saat banjir bandang, khususnya di wilayah-wilayah yang tidak terkena dampak banjir. Sebenarnya banjir bandang itu hanya terjadi di satu kota yakni di Kota Derna, yang terletak sekitar 1.350 km dari Tripoli. Jika bandingkan dengan Indonesia, antara Jakarta dengan Aceh," tutur Dede dalam program Liputan6 Update edisi Jumat (15/9/2023).

KUAI Dede mengatakan, "kebetulan juga situasi banjir bandang Derna, hampir sama pula dengan situasi tsunami 2004 lalu di Aceh tapi dengan tingkatan jumlah korban lebih sedikit. Kalau di satelit sebagian besar Kota Derna itu hancur, karena adanya banjir bandang tersebut".

KBRI Tripoli yang berada sekitar 1.350 km dari Kota Derna, sambung Dede, tidak terdampak sama sekali. 

"Kalau di Derna sebagian besar hancur, hampir sama dengan tsunami. Karena air dari bendungan yang jebol merusak Kota Derna yang berpenduduk sekitar 100 ribu orang."

Dede kemudian juga mengungkap bahwa sejumlah bangunan penting di Kota Derna terkena dampak banjir dahsyat.

 

2 dari 4 halaman

Alhamdulillah, Tak Ada WNI Jadi Korban Banjir Libya

Dahsyatnya banjir bandang Libya memicu kekhawatiran bawa WNI bisa saja terdampak. Kendati demikian KAUI Dede mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada orang Indonesia jadi korban.

"Alhamdulillah belum ada laporan WNI yang terkena dampak, baik terluka atau meninggal," tegasnya.

Dede pun mengimbau WNI di Libya untuk tetap tenang dan waspada. "Karena memang situasi di Libya untuk kondisi alamnya memang suatu waktu bisa terjadi bencana. Letaknya di tepi Laut Mediterania yang bisa suatu waktu bisa ada Badai Daniel, namun kita berharap tidak terjadi lagi Badai Daniel dan hujan deras maupun bencana lainnya."

Saat ditanya perihal penyebab utama banjir bandang Libya, Dede mengatakan bahwa Badai Daniel, kemudian hujan deras yang menimpa sebagian kota di wilayah Libya Timur jadi pemicunya.

"Di Derna adanya banjir bandang karena ada 2 bendungan yang jebol tidak tahan dengan derasnya air akibat Badai Daniel tadi. Dengan jebolnya 2 bendungan itu, maka kota di ujung dari bendungan tersebut, tidak bisa menahan derasnya air. Sehingga merusak sebagian besar Kota Derna akibat air hujan deras dan jebolnya bendungan," papar Dede.

 

3 dari 4 halaman

Persiapan Indonesia Kirim Bantuan ke Libya hingga 8 Negara Sudah Membantu

Ketika ditanya apakah Indonesia sudah siap memberi bantuan untuk korban banjir Libya, Dede mengatakan bahwa dari Tanah Air sendiri sudah ada koordinasinya.

"Kemarin sore waktu Tripoli ada pertemuan dengan zoom meeting dengan pihak terkait Indonesia dikoordinir Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, membahas pemberian bantuan dari pemerintah Indonesia kepada Libya," ucap Dede.

"Sore ini juga dilanjutkan bentuk konkret bantuan Indonesia kepada Libya. Baik dari berbagai kalangan, sudah banyak yang menghubungi KBRI untuk menyalurkan bantuan langsung ataupun melalui institusi di Indonesia kepada korban banjir bandang di Derna Libya," ujarnya lagi.

Soal prioritas bantuan yang dibutuhkan, "dari pemerintah Libya sudah menyampaikan daftar bantuan yang mereka butuhkan. Khususnya terkait dengan penemuan korban banjir," ungkap Dede.

Dede mengatakan pemerintah Libya menyampaikan bahwa Indonesia punya pengalaman menghadapi tsunami Aceh, sehingga diharapkan bisa membantu mereka.

"Mereka mengharapkan pengalaman dan keahlian Indonesia dalam menghadapi tsunami Aceh bisa diterapkan dalam mengatasi dampak dari banjir bandang Derna. Diharapkan bisa dikirim tenaga ahli maupun para profesional Indonesia berpengalaman dalam menangani tsunami Aceh, bisa membantu banjir bandang di Derna," papar Dede.

Pada kesempatan tersebut, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tripoli Libya, Dede Achmad Rifai juga mengatakan evakuasi hanya terjadi di Kota Derna.

Menurut informasi yang diterima, Dede mengutarakan bahwa sejauh ini sSudah datang juga bantuan internasional dari beberapa negara seperti

  1. Turki
  2. Mesir
  3. Italia
  4. Malta
  5. Spanyol
  6. AS
  7. UEA
  8. Kuwait

"Bantuan sudah datang ke Kota Derna dari Benghazi, kota terbesar kedua di Libya dan terdekat dari Derna, sekitar 259 km. Daripada dari Tripoli lebih jauh, sekitar 1350 km. Bantuan datang dari bandara di Benghazi," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Perpecahan Politik Libya Ganggu Bantuan Internasional?

Ketika ditanya apakah perpecahan politik di Libya saat ini menghambat proses pencarian atau penyelamatan dan penyaluran bantuan, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tripoli Libya, Dede Achmad Rifai mengatakan hal itu sudah teratasi.

"Pada awlanya ada kesulitan di lapangan dengan dua pemerintahan. Namaun seiring waktu dan juga dari kantor Dewan Kepresidenan Libya mengkoordinir langsung pelaksanaan, bantuan langsung internasional sudah cair, sehingga bisa berdatangan secara lancar. Pihak yang membantu bisa terlibat langsung di Kota Derna," jelasnya.

"Saat ini sudah saling membantu di kedua belah pihak, Libya maupun Barat, di bawah koordinasi pemerintah," imbuhnya.

Dede juga mengatakan bahwa jika ada yang ingin membantu korban banjir Libya via KBRI bisa menghubungi hotline atau nomor yang juga diinformasikan melalui akun media sosial.

"Sebelum adanya permintaan bantuan internasional dari pihak pemerintah Libya, telah kita sebarkan melalui media sosial KBRI maupun jalur-jalur WNI yang ada di Libya," pungkas Dede.

Â