Liputan6.com, Washington - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang berkunjung ke Rusia mendapat perlakuan istimewa, termasuk tur pribadi oleh Presiden Vladimir Putin ke lokasi peluncuran roket luar angkasa tercanggih Rusia di Timur Jauh negara itu. Kedua pemimpin dilaporkan membahas kemungkinan pengiriman kosmonot Korea Utara ke luar angkasa, dan Kim menanyakan secara rinci tentang roket-roket.
Setelah pertemuan, Putin mengatakan kepada televisi pemerintah Rusia bahwa ada "kemungkinan" untuk kerja sama militer dengan Korea Utara, meskipun ada sanksi internasional.
Baca Juga
Sementara itu Kim Jong Un mengatakan, ia akan menjadikan hubungan dengan Rusia sebagai "prioritas", dan menjelaskan bahwa ia mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Advertisement
Kim Jong Un mengatakan, "Kami selalu mendukung penuh dan tanpa syarat terhadap semua tindakan yang diambil oleh pemerintah Rusia dan Presiden Putin," seperti dikutip VOA Indonesia, Jumat (15/9/2023).
Meskipun Putin dan Kim memuji kerja sama militer mereka yang sedang berkembang, pembicaraan itu menimbulkan kecemasan di Washington.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby mengatakan, "Tidak ada satupun negara di dunia ini, tidak seorang pun, yang boleh membantu Putin membunuh warga Ukraina yang tidak bersalah. Jika mereka memutuskan untuk melanjutkan dengan sebuah kesepakatan senjata, tentu saja kami akan mengambil tindakan dan menanganinya dengan tepat."
Pertemuan itu juga menimbulkan kecemasan di Kementerian Luar Negeri AS, menurut juru bicara Matthew Miller.
"Hal ini meresahkan ketika kita melihat Rusia berbicara tentang kerja sama dengan Korea Utara lewat program-program yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang dipilih oleh Rusia sendiri," cetusnya.
Seorang pakar mengatakan kepada VOA, Korea Utara dan Rusia tampaknya mencapai kesepakatan, yang merupakan kemenangan bagi mereka namun mengganggu tatanan dunia dan stabilitas kawasan.
Potensi Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara
Mark Fitzpatrick yang bekerja di Institut Internasional untuk Studi Strategis, menjelaskan kepada VOA melalui Zoom, "Saya pikir sangat penting bahwa mereka bertemu di Pusat Antariksa. Ini merupakan petunjuk bahwa teknologi inilah yang diinginkan Korea Utara. Mengingat peluncuran dua satelit mata-mata terakhirnya gagal, maka Korea Utara membutuhkan bantuan semacam itu."
Fitzpatrick menambahkan, ia yakin Korea Utara akan memasok peluru artileri dan peluru anti-tank, yang tentunya akan membantu Rusia dalam perang di Ukraina, karena negara itu telah kehabisan persenjataannya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu mengatakan, segala bentuk kerja sama negara mana pun dengan Korea Utara harus menghormati sanksi yang dijatuhkan kepada rezim itu oleh Dewan Keamanan.
Advertisement
Bertukar Hadiah Senapan
Mengutip Al Jazeera, Vladimir Putin dari Rusia dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan saling menghadiahkan senapan rifle ketika mereka bertemu di pusat ruang angkasa di Russia Week, kata Kremlin, sementara pemimpin Rusia itu juga menghadiahkan rekannya dari Pyongyang sebuah sarung tangan dari pakaian luar angkasa kosmonot.
Dalam perjalanan dengan kereta lapis baja dari Korea Utara, Kim bertemu dengan Putin pada hari Rabu di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur di Timur Jauh Rusia, di mana kedua pemimpin saling menyapa dengan hangat dengan jabat tangan selama 40 detik.
Ketika ditanya apakah keduanya telah bertukar hadiah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Kamis bahwa Putin memberi Kim senapan berkualitas tinggi buatan Rusia dan sarung tangan dari pakaian antariksa “yang telah berada di luar angkasa beberapa kali”.
Sebagai imbalannya, Kim memberi Putin senjata buatan Korea Utara, di antara hadiah lainnya, kata Peskov.
Presiden Rusia "memberi [Kim] senapan produksi kami dengan kualitas terbaik. Sebagai imbalannya, dia juga menerima senapan buatan Korea Utara," kata Peskov.
Putin sangat tertarik dengan kehidupan luar ruangan dan berburu, ia mengunggah banyak foto dirinya selama bertahun-tahun melakukan aktivitas luar ruangan di pedesaan Rusia bersama para pejabat senior lainnya.