Liputan6.com, Jakarta - Acara peringatan ke-50 hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan pada Senin, 18 September 2023 di Fairmont Hotel, Jakarta. Korea dan Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik pada 18 September 1973.
Menurut informasi dari pihak Kedutaan Korea Selatan, resepsi tersebut memecahkan rekor baru dengan kehadiran 1.500 tamu, terdiri dari pejabat-pejabat pemerintah Indonesia, Menteri Perindustrian Indonesia, Wakil Ketua MPR dan lainnya, tokoh-tokoh dari berbagai lembaga dan perusahaan, militer, korps diplomatik, warga negara Korea.
Baca Juga
Mereka semua hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini dan memberikan dukungan untuk hubungan diplomatik yang semakin erat.
Advertisement
Pada malam itu, para tamu disambut oleh pameran produk-produk bertema Korea Selatan. Seperti teknik medis ala Korea, makanan dan buah, booth kebudayaan Korea Selatan, hingga K-Pop.
Di salah satu booth, terdapat kuis interaktif yang meminta pengunjung untuk memilih pilihan yang setelahnya mendapatkan jawaban tentang jenis teh asal Korea mana yang cocok dikonsumsi.
Ada juga tomat manis Korea yang dapat bisa dicicipi langsung, tomat unik yang ditambahkan stevioside dengan teknologi yang dipatenkan sehingga rasanya lebih manis dari tomat pada umumnya.
Selain itu, ada juga prasmanan makanan khas Korea yang dapat dicicipi. Seperti odeng, songpyeon, ayam gangjong, soe galbijjim, dan masih banyak lagi. Tak lupa juga berbagai jenis kimchi yang dapat diambil sebagai makanan pendamping.
Dan masih banyak lagi acara lain yang melambangkan kerja sama antara kedua negara seperti memamerkan mobil listrik Hyundai Ioniq 5, dengan motif batik yang merupakan khas Indonesia, pada acara resepsi. Selain itu, Asosiasi Korea menerbitkan buku peringatan 50 tahun hubungan diplomatik dan mendistribusikan buku itu di resepsi.
Kedutaan Besar Republik Korea juga secara aktif telah menempatkan booth-booth promosi 'World EXPO 2030 Busan' di tempat resepsi dan menayangkan video promosi sebagai bagian upaya menjadi tuan rumah ‘World EXPO 2030 Busan’.
Pertunjukan Dangdut Ashanty hingga Oppa Korea Nyanyi Lagu Indonesia
Ada juga penampilan seni tari Samulnori, tarian rakyat Korea. Dan yang unik, para penari menggunakan kostum dengan topi yang memiliki pita panjang dan dapat diputar-putar.
Hadir juga empat oppa dari Grup Popera 'Poet' asal Korea yang membawakan lagu berbahasa Korea yang secara mengejutkan diselipkan lagu berbahasa Indonesia bertajuk "Kemesraan"Â milik Iwan Fals.
Selain dari Korea, hadir juga penyanyi Indonesia sebagai duta kehormatan Kedutaan Besar Republik Korea di acara peringatan hubungan diplomatik ke-50 Korea Selatan dan Indonesia. membawakan lagu dangdut Ojo Dibandingke dan Rungkad. Mereka adalah Ashanty dan anaknya, Arsy, serta dua penyanyi lainnya.
"Semoga terus berjaya dan semoga persahabatan ini selalu terjalin selamanya. Saya senang bernyanyi malam ini, membawakan lagu dangdut, lagu asli dari Indonesia," ujar Ashanty.
Advertisement
Korea Selatan Dukung RI Menuju Indonesia Emas 2045
Tak hanya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, acara ini juga menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat persahabatan dan kemitraan yang telah terjalin selama ini.
'Closer Friendship, Stronger Partnership' menjadi landasan dari perayaan ini, menggambarkan tekad kedua negara untuk memperdalam hubungan diplomatik mereka serta meningkatkan kolaborasi dalam berbagai bidang.
Duta Besar Lee Sang-deok menggarisbawahi arti penting dari perayaan ini melalui pidatonya, menyoroti sejarah panjang dan prestasi bersama yang telah dicapai oleh kedua negara. Lee Sang-deok juga menekankan komitmen Korea untuk memperluas kerja sama bilateral di masa depan.
"Korea dan Indonesia berupaya meningkatkan tingkat kemitraan mereka ke arah yang berorientasi pada masa depan, memandang ke 50 tahun mendatang, Korea akan mengubah fokusnya dari pengembangan sumber daya alam dan investasi manufaktur menuju bentuk-bentuk kerja sama baru dengan Indonesia dalam arah saling menguntungkan," ujar Dubes Lee Sang-deok.
Lee Sang-deok juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Korea telah menjalin beberapa kerja sama spesial.
"Indonesia adalah negara penanaman modal asing langsung pertama di Korea, negara pertama yang mengekspor pabrik produksi di luar negeri, negara pertama yang mengembangkan ladang minyak di luar negeri, negara di mana Kantor KOICA di luar negeri pertama kali didirikan, dan Indonesia merupakan satu-satunya di negara di Asia Tenggara yang telah mendirikan 'Kemitraan Strategis Khusus dengan Korea Selatan," jelas Lee Sang-deok.
Tak hanya itu, melalui sambutan yang disampaikan oleh Lee Sang-deok, Korea berkomitmen akan menjadi mitra bagi Indonesia dalam menuju Indonesia Emas 2045.
"Saya yakin Korea akan menjadi negara mitra optimal dalam mewujudkan visi 'Indonesia Emas 2045' yang dideklarasikan Presiden Joko Widodo."