Sukses

PM Israel Desak Elon Musk Tangani Antisemitisme di X Alias Twitter

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter alias X pada Oktober 2022, platform tersebut berulang kali dikecam karena menyebarkan konten antisemitisme.

Liputan6.com, Washington - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mendesak Elon Musk untuk mengatasi proliferasi antisemitisme di platform media sosialnya, X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Hal tersebut disampaikan PM Netanyahu saat dia dan Elon Musk bertatap muka di California pada Senin (18/9/2023).

PM Netanyahu berharap Elon Musk akan menemukan cara untuk menekan antisemitisme dan bentuk kebencian lainnya di X.

Agenda pertemuan Netanyahu dan Elon Musk semula adalah teknologi dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang mencakup bagaimana para pemimpin harus memanfaatkan peluang untuk memitigasi risiko AI demi kebaikan peradaban. Namun, seperti dilansir The Guardian, Rabu (20/9), diskusi dengan cepat beralih ke kebebasan berpendapat dan antisemitisme.

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter pada Oktober 2022, platform tersebut berulang kali dikecam karena menyebarkan konten antisemitisme.

Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL), organisasi hak-hak sipil Yahudi terkemuka, menyalahkan Elon Musk karena mengizinkan distribusi unggahan semacam itu. Direktur kelompok tersebut, Jonathan Greenblatt, menuduh Elon Musk memperkuat pesan-pesan neo-Nazi dan supremasi kulit putih.

Merespons pernyataan ADL, Elon Musk mengatakan via X bahwa dia pro-kebebasan berpendapat, namun menentang segala bentuk antisemitisme.

Elon Musk mengancam akan menuntut ADL atas pencemaran nama baik, menuduh kelompok tersebut mencoba membunuh platform X dengan menuduhnya dan platform tersebut secara tidak benar sebagai antisemitisme.

Di unggahannya yang lain, Elon Musk menuliskan bahwa ADL bertanggung jawab atas penurunan pendapatan X sebesar 60 persen.

2 dari 2 halaman

Respons Elon Musk

Menanggapi kekhawatiran PM Netanyahu tentang antisemitisme di X, Elon Musk mengatakan bahwa dengan 100 hingga 200 juta unggahan di X dalam sehari, "beberapa di antaranya akan berdampak buruk".

Dia kemudian menegaskan kembali kebijakan platform X untuk tidak mempromosikan atau memperkuat ujaran kebencian.

Sejak mengambil alih Twitter, Elon Musk telah mengurangi praktik moderasi konten dan mengubah kebijakan untuk tidak lagi menghapus postingan yang tidak pantas, namun visibilitasnya dibatasi sehingga orang harus mencarinya jika ingin melihatnya. Musk menyebutnya sebagai "kebebasan berbicara, bukan kebebasan menjangkau".

"Saya mendorong Anda dan mendesak Anda untuk menemukan keseimbangan," kata Netanyahu. "Ini hal yang sulit."