Liputan6.com, Rabat - IMF menyiapkan dana utang sebesar USD 1,3 miliar (Rp19,9 triliun) kepada Kerajaan Maroko. Utang itu diberikan pasca-gempa besar yang mengguncang kerajaan tersebut.
Gempa Maroko pada 8 September lalu telah menewaskan hampir 3.000 orang.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Middle East Monitor, Rabu (20/9/2023), pemimpin IMF Kristalina Georgieva berkata utang dari IMF itu merupakan pendanaan jangka panjang.
Advertisement
Georgieva berkata utang itu akan digunakan untuk membantu upaya Maroko yang menghadapi "risiko-risiko terkait iklim".
Namun, pemimpin IMF masih berkata bahwa dana itu masih harus menunggu lampu hijau dari dewan IMF yang akan melaksanakan pertemuan tahunan di Maroko. Pertemuan akan digelar di kota Marrakech pada 9 hingga 15 Oktober mendatang.
Lokasi Marrakesh berada 72 km dari pusat gempa. Kota itu juga mengalami sejumlah kerusakan di daerah Madinah yang merupakan lokasi bersejarah di kota tersebut.
Georgieva turut berkata bahwa IMF dan Bank Dunia sedang bekerja dengan erat dengan otoritas Maroko untuk memeriksa kapasitas Marrakech untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
Â
Nestapa Seorang Guru Akibat Gempa Maroko, Seluruh Muridnya Tewas
Gempa Maroko masih menyisakan banyak kisah pilu. Salah satunya, yang dialami seorang guru bernama Nesreen Abu ElFadel.
Pikiran Nesreen langsung tertuju pada murid-muridnya ketika gempa magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat 8 September 2023. Dia sendiri sedang berada di Marrakesh saat itu, sementara sekolah dan murid-muridnya berada di Adaseel, desa pegunungan yang dekat dengan pusat gempa.Â
Pasca lindu, Nesreen yang merupakan guru bahasa Arab dan Prancis, kembali ke Adaseel untuk mencari tahu kondisi murid-muridnya. Patah hatinya mendapati seluruh muridnya yang berjumlah 32 orang tewas.
"Saya pergi ke desa dan mulai bertanya tentang anak-anak: Di mana Somaya? Di mana Youssef? Jawaban yang muncul beberapa jam kemudian adalah 'mereka semua tewas'," tutur Nesreen seperti dilansir BBC, Sabtu (16/9).
"Saya membayangkan memegang lembar kehadiran dan mencoret nama siswa satu demi satu, sampai saya mencoret 32 nama; semuanya kini sudah mati."
Mereka termasuk di antara hampir 3.000 orang yang tewas akibat gempa terkuat yang pernah tercatat di Maroko.
Daerah yang paling terdampak adalah selatan Marrakesh, di mana banyak desa di pegunungan hancur total. Adaseel adalah salah satunya.
Advertisement
Indonesia Siap Kirim Bantuan untuk Bencana Libya dan Maroko Jika Dibutuhkan
Terkait bantuan, Indonesia sendiri mengaku siap mengirimkan bantuan jika kedua negara membuka diri untuk menerimanya.
"Indonesia sebagai negara sahabat dekat pasti akan mempertimbangkan itu dan bertindak segera. Tetapi sejauh ini Libya dan Maroko belum membuka diri untuk bantuan asing kecuali beberapa negara yang diminta," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal dalam media gathering, Kamis (14/9).Â
Iqbal menambahkan bahwa KBRI Tripoli masih menjalin komunikasi resmi dengan pemerintah Libya terkait bencana tersebut, termasuk jika membutuhkan bantuan.
"Indonesia punya tradisi selalu among the first to help our brother countries," sambungnya.
Sejauh ini, sebut Iqbal, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana di kedua negara tersebut. Namun, pemerintah Indonesia masih terus memantau kondisi para WNI.
"Karena ini di daerah timur bencana di Libya, dan agak jauh dari Tripoli, maka it takes time for us untuk memastikan kondisi (WNI)," katanya lagi.