Sukses

PBB Diminta Bantu Jurnalis Wall Street Journal yang Ditangkap Rusia

Jurnalis Wall Street Journal (WSJ) Evan Gershkovich ditangkap oleh Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Jurnalis Evan Gershkovich (31) dari Wall Street Journal masih ditahan oleh Federasi Rusia atas tuduhan mata-mata. Tim kuasa hukum Wall Street Journal lantas meminta PBB agar segera mengambil tindakan atas penahanan jurnalis ini. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (20/9/2023),tim kuasa hukum Evan Gershkovich pada Senin (18/9) menyerukan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa untuk memprioritaskan kasusnya.

Berbicara di Kelompok Kerja PBB Untuk Penahanan Secara Sepihak, tim kuasa hukum dan kelompok aktivis “Article 19” mengatakan “berdasarkan hukum internasional, penahanan Gershkovich secara salah telah melanggar hak asasinya.”

Pernyataan itu disampaikan sehari sebelum sidang pengadilan banding Gershkovich terhadap perpanjangan masa penahanan praperadilannya, yang akan digelar di Moskow hari Selasa (19/9).

Penahanan praperadilan jurnalis surat kabar The Wall Street Journal itu semula dijadwalkan berakhir pada 29 Mei, namun diperpanjang hingga 30 November.

Menjelang sidang pengadilan, Duta Besar Amerika Untuk Rusia Lynne Tracy Jumat lalu (15/9) mengunjungi Gershkovich di Penjara Lefortovo, yang menandai kunjungan konsuler terbaru yang jarang dilakukan sejak ia ditahan atas tuduhan spionase pada bulan Maret.

Kunjungan konsuler Duta Besar Lynne Tracy baru-baru ini merupakan kunjungan keempat yang dilakukannya sejak Gershkovich ditahan hampir enam bulan yang lalu.

Dalam sebuah pesan di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Kedutaan Besar Amerika di Rusia mengatakan, "Dia tetap kuat dan mengikuti perkembangan berita, termasuk kehadiran orang tuanya di PBB minggu ini."

Ibu, ayah, dan saudara perempuan Gershkovich bersama Duta Besar Amerika Untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam sebuah konferensi pers tanggal 13 September lalu meminta Rusia untuk segera membebaskan wartawan tersebut.

Thomas-Greenfield mendesak komunitas internasional dan negara-negara anggota PBB untuk "berdiri bersama kami, berdiri di sisi keadilan, dan mengutuk pelanggaran mencolok Rusia terhadap hukum internasional." Sementara anggota keluarga Gershkovich mendesak para pemimpin dunia untuk memprioritaskan nasib Gershkovich dalam Sidang Umum PBB, di New York, minggu ini.

Kedutaan Besar Rusia di Washiongton DC tidak menanggapi permohonan VOA untuk memberikan komentar.

2 dari 2 halaman

Rusia Dituduh Bungkam Wartawan

Dalam komentarnya di markas besar PBB pada hari Senin, “Article 19” dan tim kuasa hukum yang mewakili The Wall Street Journal mendesak negara-negara untuk "membawa pulang Evan dan mengutuk Rusia karena menyerang dan memenjarakan wartawan karena melakukan pekerjaan mereka."

Pernyataan tersebut disampaikan dalam dialog interaktif dengan Kelompok Kerja Penahanan Sewenang-wenang pada Sesi ke-54 Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

"Berdasarkan hukum internasional, penahanan Evan yang tidak semestinya itu telah melanggar hak asasi manusia, merupakan penghinaan terhadap kebebasan pers, dan dirancang untuk menghentikan wartawan menggunakan hak mereka untuk berekspresi secara bebas," kata pernyataan itu.

"Setiap hari Rusia terus menahan Evan secara sewenang-wenang adalah hari lain di mana Rusia mencegahnya menulis laporan yang berwawasan luas, mencerahkan, dan independen yang telah menjadi ciri khas kariernya." 

Pihak berwenang Rusia belum memberi bukti apa pun yang mendukung tuduhan spionase tersebut.

Gershkovich adalah reporter pertama Amerika yang menghadapi tuduhan spionase di Rusia sejak September 1986. Ketika itu, koresponden US News and World Report di Moskow, Nicholas Daniloff, ditangkap KGB, badan intelijen Uni Sovyet.