Sukses

Vladimir Putin dan Xi Jinping Dijadwalkan Bertemu Bulan Depan, Dalam Rangka Apa?

Putin terakhir kali mengunjungi Beijing pada Februari 2022, beberapa hari sebelum invasi Rusia terhadap Ukraina dimulai.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada Oktober 2023. Ini merupakan perjalanan pertama Putin ke luar negeri sejak surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadapnya atas deportasi anak-anak dari Ukraina. 

Dilansir CNA, Rabu (20/9/2023), kunjungan Putin ke Beijing bulan depan dalam rangka menghadiri Forum Belt and Road ketiga, setelah diundang Xi saat ia berkunjung ke Moskow pada Maret 2023.

Beberapa hari sebelum kunjungan tersebut, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas dugaan mendeportasi secara ilegal ratusan anak atau lebih dari Ukraina.

Nikolai Patrushev, sekutu dekat Putin dan sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Rusia dan China harus memperdalam kerja sama dalam menghadapi upaya Barat untuk membendung kedua negara. Ia juga menyebut bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung secara menyeluruh.

Moskow membantah tuduhan tersebut dan Kremlin mengatakan surat perintah itu adalah bukti permusuhan Barat terhadap Rusia, yang membuka kasus pidana terhadap jaksa ICC dan hakim yang mengeluarkan surat perintah tersebut.

 

2 dari 2 halaman

China dan Rusia Makin Mesra

Sejak invasi besar-besaran Rusia terhadap Ukraina dimulai pada Februari 2022, Moskow dan Barat menghadapi konfrontasi terbesar sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.

Maka dari itu, Putin pun beralih ke China dan menerima dukungan dari Xi.

Perdagangan antara China-Rusia juga melonjak sejak invasi tersebut, dan Rusia telah menjual minyak kepada negara-negara Asia termasuk China dalam jumlah yang lebih besar yang tidak dapat lagi dijual ke Barat karena sanksi pasca invasi. 

Putin terakhir kali mengunjungi Beijing pada Februari 2022, beberapa hari sebelum invasi, di mana ia dan Xi mengumumkan kemitraan 'tanpa batas'. Namun Moskow mengatakan kemitraan ini tidak berarti adanya aliansi militer antara kedua negara.Â