Sukses

Viral Jasad Bos Kartel di Ekuador Dikubur Bareng Senapan dan Pistol, Bersenjata Lengkap ke Akhirat

Beredar gambar yang menunjukkan Sevillano di dalam peti mati dengan orang-orang di sekitarnya bergegas meletakkan berbagai jenis senjata di atas jasadnya.

Liputan6.com, Quito - Seorang bos kartel narkoba di Ekuador, dikenal sebagai El Fatal, dikubur bersama ratusan pistol dan senapan di dalam peti matinya dan diharapkan "bersenjata lengkap di akhirat".

Dilansir NY Post, Kamis (21/9/2023), Julian Sevillano (39), pemimpin Los Fatales, tewas disergap kelompok bersenjata saat sedang berada di sebuah tempat cuci mobil bersama putrinya yang masih berusia 20 tahun. Keduanya tewas ditembak oleh kelompok saingannya itu.

Kerabat Sevillano kemudian menolak menyerahkan jenazahnya ke polisi setempat dan mengadakan pemakaman besar-besaran keesokan harinya.

Tak lama kemudian, beredar gambar yang kemudian viral dan menunjukkan Sevillano di dalam peti mati dengan orang-orang di sekitarnya bergegas meletakkan berbagai jenis senjata di atas jasadnya. Itu dilakukan dengan harapan agar ia "dipersenjatai sepenuhnya dan dapat membela diri di akhirat."

Penduduk setempat mengatakan bahwa kelompok saingan Los Fatales telah melacak pergerakan Sevillano sebelum pembunuhannya, dan mengetahui bahwa dia akan berada di tempat cuci mobil pada saat itu. 

"Sepertinya mereka mengikuti gerak-geriknya, Julian selalu datang untuk mencuci mobil di pagi hari, musuh-musuhnya memanfaatkan hal itu," kata seorang warga Kota Mocache, Ekuador, yang enggan disebutkan namanya.

Penduduk setempat lainnya mengatakan kepada media El Universo bahwa kelompok tersebut mengendarai sepeda motor tetapi kemudian berjalan kaki ke tempat cuci mobil agar tidak menimbulkan kecurigaan.

2 dari 2 halaman

Diincar Kelompok Saingannya

Pihak berwenang setempat meyakini bahwa Sevillano dibunuh atas catatan kriminal yang dilakukan sebelumnya.

Dia ditangkap pada tahun 2005 atas pembunuhan wakil Wali Kota Mocache Bolívar Cordero Candelariz (57) dan putranya, Yogar Cordero Molina (35) tetapi dibebaskan beberapa bulan kemudian.