Sukses

Inggris Undang China ke KTT AI Dunia, Demi Kurangi Risiko Teknologi Dunia

Inggris mengundang China ke pertemuan puncak kecerdasan buatan (AI) dunia pada November mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Inggris mengundang China ke pertemuan puncak kecerdasan buatan (AI) dunia pada November mendatang. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, risiko teknologi tidak dapat diatasi jika salah satu pemeran utamanya tidak hadir.

“Kita tidak bisa menjaga keamanan rakyat Inggris dari risiko AI, jika mengecualikan salah satu negara terkemuka dalam teknologi AI,” kata Cleverly dalam sebuah pernyataan, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (21/9/2023).

Perdana Menteri Rishi Sunak menginginkan Inggris menjadi pemimpin dunia dalam mengatur AI dan pertemuan puncak pada 1-2 November yang akan mempertemukan pemerintah, perusahaan teknologi, dan akademisi, untuk membahas risiko yang ditimbulkan oleh teknologi baru yang berpengaruh itu.

Inggris mengatakan, pertemuan puncak akan membahas topik-topik seperti, bagaimana AI dapat melemahkan keamanan hayati (biosekuriti) serta bagaimana teknologi itu dapat digunakan untuk kepentingan publik, misalnya dalam transportasi yang lebih aman.

Cleverly, yang bulan lalu menjadi menteri paling senior yang mengunjungi China dalam lima tahun terakhir berpendapat, perlunya keterlibatan lebih dalam dengan Beijing. Ia mengatakan, upaya mengasingkan China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu adalah suatu kesalahan. Bantuan China diperlukan dalam bidang-bidang seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi.

London sedang berusaha memperbaiki hubungan dengan Beijing, namun ada kecemasan yang semakin besar mengenai aktivitas China di Inggris dalam beberapa pekan terakhir, setelah terungkap bahwa seorang peneliti di parlemen Inggris ditangkap pada Maret, karena dicurigai menjadi mata-mata China.

2 dari 4 halaman

FBI Peringatkan tentang Bahaya Kecerdasan Buatan

Ketika banyak orang di Amerika Serikat (AS) mulai menjajaki cara menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membuat hidup mereka lebih mudah, musuh-musuh AS dan geng-geng kriminal juga mulai bergerak maju dengan rencana untuk mengeksploitasi teknologi tersebut dengan mengorbankan warga AS.

Direktur Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Christopher Wray mengeluarkan peringatan tersebut pada Senin (18/9), dalam sebuah konferensi keamanan siber di Washington bahwa kecerdasan buatan, atau AI, “sudah siap untuk disalahgunakan.”

“Penjahat dan pemerintah asing yang bermusuhan sudah mengeksploitasi teknologi tersebut,” kata Wray, tanpa menjelaskan secara spesifik.

“Meskipun AI generatif dapat menghemat waktu masyarakat yang taat hukum dengan mengotomatisasikan tugas-tugasnya, AI generatif juga dapat mempermudah pelaku kejahatan untuk melakukan hal-hal seperti menghasilkan deepfake (manipulasi penampilan wajah) dan kode-kode berbahaya serta dapat menyediakan alat bagi pelaku penipuan untuk mengembangkan sistem yang semakin kuat, canggih, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan), dan kemampuan yang terukur,” katanya.

3 dari 4 halaman

Eksperimen Menggunakan AI

Para pejabat FBI, misalnya, pada Juli memperingatkan bahwa ekstremis kekerasan dan teroris telah bereksperimen dengan AI untuk membuat bahan peledak dengan lebih mudah.

Mereka mengatakan semakin banyak penjahat yang tampaknya tertarik pada teknologi untuk melakukan segala hal, mulai dari kejahatan kecil hingga pencurian uang.

Namun, China adalah negara yang menjadi penyebab utama kekhawatiran ini.

Para pejabat Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) telah memperingatkan bahwa Beijing mulai menggunakan AI untuk menyebarkan propaganda melalui saluran berita palsu tahun lalu.

“Ini hanyalah puncak gunung es,” kata David Frederick, asisten wakil direktur NSA untuk China, pada pertemuan puncak keamanan siber sebelumnya bulan ini.

“Kecerdasan buatan akan memungkinkan operasi pengaruh jahat yang lebih efektif,” tambahnya.

Kekhawatiran seperti ini didukung oleh perusahaan-perusahaan keamanan siber swasta.

 

4 dari 4 halaman

Konten Menarik Perhatian

Microsoft, misalnya, pada awal bulan ini memperingatkan bahwa para aktor dunia maya yang terkait dengan China telah mulai menggunakan AI untuk menghasilkan “konten yang menarik perhatian” untuk upaya disinformasi yang telah menarik perhatian para pemilih di AS.

“Kita memperkirakan China akan terus menyempurnakan teknologi ini dari waktu ke waktu, meskipun masih harus dilihat bagaimana dan kapan China akan menerapkannya dalam skala besar,” kata Microsoft.

Sementara itu, China telah berulang kali membantah tuduhan bahwa pihaknya menggunakan AI secara tidak patut.