Venezuela Kirim 11.000 Tentara untuk Kuasai Penjara Tocoron yang Dikendalikan Gangster

Kerusuhan di penjara Venezuela — (Foto: Time) Tahanan yang membludak di Chacao, Venezula

Liputan6.com, Jakarta - Venezuela mengirim 11.000 tentara untuk mendapatkan kembali kendali atas salah satu penjara terbesarnya yang telah dikuasai oleh geng kriminal terkuat di negara tersebut.

Penjara Tocoron, di bagian utara negara itu, berada di bawah kendali mega-geng Tren de Aragua selama bertahun-tahun, dikutip dari BBC, Kamis (21/9/2023).

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Argentina Ditahan Imbang Venezuela

Para anggota dapat bebas berkeliaran di sekitar penjara, yang memiliki fasilitas seperti hotel termasuk kolam renang, klub malam dan kebun binatang mini, tulis media lokal.

Para pejabat mengatakan, 6.000 narapidana akan dipindahkan ke penjara lain.

Banyak penghuni bebas tinggal di dalam penjara bersama narapidana. Setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa para tahanan akan direlokasi, beberapa kerabat menangis di luar, tidak yakin ke mana mereka akan pergi selanjutnya.

“Saya menunggu untuk mendengar ke mana mereka akan membawa suami saya. Saya tinggal di sana, namun mereka mengusir kami,” kata Gladys Hernández kepada kantor berita AFP.

Dilaporkan bahwa wartawan melihat penjaga keamanan membawa sepeda motor, televisi dan microwave dari penjara.

Keadaan ini menimbulkan keresahan, apalagi jumlah tahanan penuh sesak dibandingkan luas penjara.

2 dari 2 halaman

Pujian untuk Anggota Tentara

Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke X, sebelumnya Twitter, Kementerian Dalam Negeri Venezuela mengucapkan selamat kepada para petugas karena telah mendapatkan kembali penjara tersebut dan membongkar “pusat konspirasi dan kejahatan”.

Pemimpin geng Tren de Aragua, Héctor Guerrero Flores, menjalani hukuman 17 tahun penjara karena pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Namun, dia begitu berkuasa sehingga dia dilaporkan sering datang dan pergi dengan bebas dari penjara sebelum menjadi narapidana penuh waktu, menurut Carlos Nieto, koordinator kelompok hak asasi penjara A Window to Freedom.