Liputan6.com, Hickory - Sebuah keluarga di Carolina Utara mengirimkan gugatan kepada Google karena menganggap aplikasi Maps telah membuat ayahnya terjatuh dari jembatan yang runtuh sekitar enam meter hingga meninggal.Â
Saat itu Philip Paxson memutuskan untuk mengikuti petunjuk arah dari Google Maps ketika berkendara pulang dari pesta ulang tahun putrinya yang ke-9 tahun. Sistem navigasi mengarahkan untuk melewati jembatan tanpa rambu maupun penutup yang telah ambruk bertahun-tahun silam.
Baca Juga
Pria tersebut jatuh setelah melaju dari tepi jembatan yang tidak dibarikade di Hickory, Carolina Utara, demikian keterangan menurut gugatan tersebut.
Advertisement
Gugatan yang dilayangkan ini mengklaim bahwa penduduk setempat menyatakan kekhawatirannya tentang Google Maps yang mengarahkan pengemudi melewati jembatan tersebut. Jembatan ini diduga belum diperbaiki sejak sebagian runtuh pada 2013 lalu.
"Bertahun-tahun sebelum tragedi ini, warga Hickory meminta agar jalan tersebut diperbaiki atau dibarikade dengan baik sebelum seseorang terluka atau terbunuh. Permintaan mereka tidak dijawab," kata pengacara keluarga Paxson, Robert Zimmerman dalam sebuah pernyataan.
Ia juga menambahkan, "Kami telah menemukan bahwa Google Maps salah mengarahkan pengendara seperti Paxson ke jalan yang runtuh selama bertahun-tahun ini, meskipun menerima keluhan dari masyarakat yang meminta agar Google memperbaiki peta dan petunjuk arahnya untuk menandai jalan tersebut sebagai TERTUTUP."
Aplikasi penunjuk arah ini terus mengarahkan pengemudi untuk melewati jembatan ambruk tersebut meskipun telah menerima laporan warga mengenai kondisi bahayanya, klaim gugatan itu.Â
Keluarga Juga Menuntut Perusahaan Lain
Gugatan tersebut mencakup laporan yang ditujukan kepada Google Maps oleh seorang wanita yang meminta untuk memperbarui sistem navigasinya, meski belum dapat diverifikasi. Ia dikabarkan hanya mendapat balasan email otomatis yang mengatakan Google Maps berterima kasih atas laporannya dan akan diberikan informasi lebih lanjut jika perubahan telah dilakukan.
Keluarga Paxson juga turut menggugat perusahaan induknya, Alphabet, dan dua perusahaan lokal yang diklaim gagal bertanggung jawab atas pemeliharaan lahan dan jembatan serta barikade dan rambu peringatan. Perusahaan dituntut atas kelalaian dan tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja dan meminta ganti rugi dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Menanggapi gugatan ini, Google menyatakan "simpati terdalam kepada keluarga Paxson." Mereka mengatakan, "Tujuan kami adalah memberikan informasi rute yang akurat di peta, dan kami sedang meninjau gugatan ini," mengutip dari edition.cnn.com pada Jumat (22/9/2023)
Advertisement
Keluarga Berduka
Pria malang itu pergi meninggalkan istrinya, Alicia, dan dua putri pasangan tersebut, berusia 9 dan 7 tahun. Alicia mengungkapkan betapa keluarganya berduka. Putri-putrinya kini harus menghabiskan Hari Ayah pertama tanpa Ayah. Alih-alih berkumpul bersama Philip, mereka hanya dapat menatap kursi meja makan yang kosong.Â
"Anak-anak perempuan kami bertanya bagaimana dan mengapa ayah mereka meninggal, dan saya kehilangan kata-kata yang dapat mereka pahami karena, sebagai orang dewasa, saya masih tidak dapat memahami bagaimana mereka yang bertanggung jawab atas petunjuk arah GPS, dan jembatan, dapat bertindak dengan begitu sedikit perhatian terhadap kehidupan manusia," kata Paxson.
"Tidak seorang pun boleh kehilangan orang yang dicintai dengan cara seperti ini," tandasnya lagi.
Disamping itu, pengacara keluarga Larry Bendesky memberikan komentar, "Kepercayaannya pada Google Maps, dan kegagalan penjaga jalan dan jembatan dalam menjalankan tugasnya, menyebabkan dia kehilangan nyawanya."