Liputan6.com, Canberra - Salah satu kampus di Australia akan menggelar simposius akademis internasional yang membahas dampak budaya dan ekonomi global dari musisi wanita ternama, Taylor Swift. Ini akan menjadi momen berharga bagi mahasiswa penggemar Taylor Swift, yang juga dikenal sebagai "Swifties".
Dilansir The Guardian, Jumat (22/9/2023), acara bertajuk Swiftposium ini akan berlangsung selama tiga hari, 11-13 Februari 2024, di Universitas Melbourne. Tanggal penyelenggaraan acara tersebut berdekatan dengan tur dunia Taylor Swift, Eras Tour, yang dimulai pada 16 Februari 2024 di Melbourne Cricket Ground, Australia.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Wamen Pariwisata Minta Maaf Usai Diprotes karena Angkat Lagi Wacana Wisata Halal di Bali
Remaja Australia Diprediksi Banyak yang Libur Nataru di Bali, Diperingatkan Soal Asuransi dan Hormati Budaya Lokal
Cassius Buaya Penangkaran Terbesar di Dunia Mati Usia 110 Tahun dengan Bobot Nyaris 1 Ton
Diselenggarakan oleh para akademisi dari tujuh universitas di Australia dan Selandia Baru, Swiftposium disebut sebagai "konferensi akademis bagi para akademisi untuk terlibat dalam dialog kritis tentang popularitas Swift dan implikasi mendalamnya terhadap berbagai isu termasuk gender, fandom, budaya populer, sastra, ekonomi, industri musik, dan banyak lagi".Â
Advertisement
Acara ini akan diadakan secara hybrid, di mana peserta dapat mengikutinya secara daring maupun luring. Rencananya, pihak penyelenggara akan mengundang Taylor Swift untuk hadir secara virtual dalam acara tersebut.
Menjelang acara, pihak penyelenggara juga mengajak publik untuk mengumpulkan makalah akademis dengan sejumlah topik yang disarankan seperti kesehatan mental hinga pengaruh tur Taylor Swift terhadap lanskap perkotaan dan identitas budaya kota.Â
Salah satu penyelenggara simposium, Dr Jennifer Beckett, yang juga merupakan dosen senior bidang media dan komunikasi di Universitas Melbourne, mengatakan para akademisi dari berbagai disiplin ilmu di kawasan Asia Pasifik diundang untuk menyerahkan makalah – mulai dari perencanaan kota, hukum, hingga kesehatan.
"Saya pikir sangat penting untuk melihat bagaimana pengaruh selebriti atau artis terhadap kehidupan kita dan berbagai aspek kehidupan kita," kata Beckett.
"Taylor Swift mempunyai dampak yang sangat besar terhadap elemen kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ia dianggap berjasa dalam menarik kembali perhatian terhadap transportasi umum di era pasca pandemi. Banyak kota yang dia kunjungi – para perencana transportasi umum telah menyuarakan pendapatnya mengenai penambahan layanan tambahan."
Swiftonomics sudah menjadi bidang yang banyak ditekuni, dan para ekonom menganalisis pengaruh tur Eras terhadap kekayaan bersih penyanyi tersebut, serta belanja konsumen, inflasi, dan PDB.
"Saya tidak bisa memikirkan artis lain, mungkin kecuali Beyonce, yang memiliki dampak ekonomi yang sama," kata Beckett.
Â
Taylor Swift Jadi Perhatian Akademisi
Ini bukan pertama kalinya Taylor Swift menjadi sorotan di dunia akademis.
Sebelumnya pada tahun 2022, Clive Davis Institute di Universitas New York memperkenalkan kursus tentang Swift, sementara profesor bahasa Inggris di Universitas Texas Elizabeth Scala mendirikan kursus berjudul "The Taylor Swift Songbook".
Tahun ini, Universitas Ghent di Belgia memperkenalkan mata kuliah pilihan berjudul Sastra: Versi Taylor, yang menggunakan karyanya sebagai batu loncatan untuk mengeksplorasi penulis lain.Â
Sementara pada November 2023, Universitas Indiana Bloomington juga akan menjadi menggelar konferensi selama dua hari bertajuk "Swifties and Swifty-adjacent thinkers".Â
Advertisement