Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah USD 5 juta atau sekitar Rp77,4 miliar bagi siapa saja yang memberikan rincian yang mengarah pada penangkapan dalang yang mengatur pembunuhan calon presiden Ekuador.
Fernando Villavicencio ditembak mati pada 9 Agustus 2023 usai berkampanye.
Baca Juga
Kejahatan terorganisir berada di balik pembunuhan tersebut, kata Presiden Ekuador Guillermo Lasso, saat itu.
Advertisement
AS juga menawarkan hadiah sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp15,4 miliar bagi siapa pun yang memberikan informasi mengenai pemimpin geng yang bertanggung jawab atas kematian Villavicencio.
"AS akan terus mendukung rakyat Ekuador dan berupaya mengadili orang-orang yang berusaha merusak proses demokrasi melalui kejahatan dengan kekerasan," tegas Menteri Luar Negeri Antony Blinken, saat mengumumkan hadiah tersebut, pada Kamis (28/9), seperti dilansir BBC, Jumat (29/9).
"Investigasi (pembunuhan Villavicencio) ini didukung oleh FBI dan hadiah tersebut menunjukkan komitmen Washington untuk memerangi kejahatan terorganisir."
Kampanye pemilu Villavicencio berfokus pada pemberantasan korupsi dan geng kriminal. Dia adalah salah satu dari sedikit kandidat yang menuduh adanya hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
Sebagai seorang anggota kongres dan mantan jurnalis, Villavicencio mengecam tindakan yang menurutnya merupakan pendekatan yang lunak terhadap geng, dengan mengatakan bahwa jika dia berkuasa maka akan ada tindakan keras.
Hanya beberapa pekan sebelum Villavicencio dibunuh, wali kota Manta di Ekuador ditembak mati. Pada Februari, wali kota Puerto Lopez juga dibunuh saat berkeliling kotanya.
Namun, penembakan seorang calon presiden di sebuah acara publik di ibu kota adalah serangan paling berani sejauh ini dan merupakan bukti kekuatan geng di Ekuador.
Meningkatnya Kehadiran Kartel Kolombia dan Meksiko
Ekuador secara historis merupakan negara yang relatif aman dan stabil di Amerika Latin, namun kejahatan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena itu dipicu oleh meningkatnya kehadiran kartel narkoba Kolombia dan Meksiko, yang menyusup ke geng kriminal lokal.
Polisi Ekuador mengatakan bahwa sejauh ini mereka telah menahan enam warga negara Kolombia sehubungan dengan kematian Villavicencio, namun masih mencari tersangka lainnya.
Ini bukan pertama kalinya AS menawarkan imbalan atas informasi kejahatan yang dilakukan di negara lain. Pekan ini mereka menawarkan hadiah hingga USD 5 juta untuk membantu menemukan Abukar Ali Adan, wakil pemimpin kelompok militan al-Shabaab yang berbasis di Somalia.
Tahun lalu, Badan Pemberantasan Narkoba AS juga menawarkan imbalan uang yang sama bagi informasi yang mengarah pada penangkapan anggota penting kelompok kejahatan terorganisir Irlandia, Kinahan.
Advertisement