Sukses

30 September 2013: Rentetan Tragedi Bom di Baghdad Tewaskan Lebih dari 54 Orang

Sedikitnya 54 orang telah kehilangan nyawa, dan lebih dari 140 lainnya luka-luka dalam 14 serangan bom mobil, kata pejabat keamanan dan medis pada Senin, 30 September 2013.

Liputan6.com, Baghdad - Sedikitnya 54 orang telah kehilangan nyawa, dan lebih dari 140 lainnya luka-luka dalam 14 serangan bom mobil yang menyasar terutama daerah mayoritas Syiah di Baghdad, kata pejabat keamanan dan medis pada Senin, 30 September 2013.

Ledakan-ledakan ini merupakan bagian dari gelombang serangan sektarian di Irak tengah yang kembali mengancam konflik Sunni-Syiah seperti yang terjadi pada puncak tahun 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu nyawa.

Melansir dari ABC.com, Jumat (30/9/2023), bom-bom tersebut menghantam sembilan wilayah berbeda, dengan enam di antaranya mayoritas Syiah, dua mayoritas Sunni, dan satu wilayah campuran.

Wilayah Kadhimiya, yang mayoritas penduduknya adalah Syiah di bagian utara Baghdad, menjadi salah satu yang paling parah terkena dampak, di mana dua bom mobil menewaskan setidaknya sembilan orang dan melukai sedikitnya 19 lainnya.

Di wilayah Baghdad Jadida, sebuah bom meledak di area parkir, mengakibatkan terbakarnya kendaraan, rusaknya pagar, dan pecahnya jendela-jendela toko serta klinik wanita, seperti yang disampaikan oleh seorang jurnalis dari agensi berita AFP.

Pasukan keamanan segera dikerahkan ke lokasi kejadian, menutup jalan-jalan, dan menggunakan anjing pelacak untuk mencari bom-bom lainnya.

Irak tengah baru-baru ini menyaksikan rentetan serangan sektarian yang mengkhawatirkan.

Hari Minggu sebelumnya, seorang pengebom bunuh diri menyerang jamaah yang berkabung di sebuah masjid Syiah di selatan Baghdad, meruntuhkan atap dan menewaskan 47 orang.

Pada hari Jumat sebelumnya, bom meledak di dekat dua masjid Sunni di Baghdad saat jamaah meninggalkan tempat ibadah setelah shalat, menewaskan enam orang.

 

2 dari 3 halaman

Rangkaian Serangan Lainnya

Serangan bom lainnya menyasar jamaah berkabung dari kalangan Sunni di Baghdad pada tanggal 23 September, menewaskan 15 orang, sementara serangan pada pemakaman Sunni menewaskan 12 orang sehari sebelumnya.

Serangkaian serangan yang menargetkan jamaah berkabung dari kalangan Syiah menewaskan 73 orang di Baghdad pada tanggal 21 September, dan dua ledakan di sebuah masjid Sunni di utara ibu kota menewaskan 18 orang sehari sebelumnya.

Badan pengungsi PBB telah menyatakan kekhawatirannya terhadap situasi di Irak, di mana gelombang kekerasan sektarian mengancam memicu pengusiran warga Irak yang baru saja mengungsi dari serangan bom dan serangan lainnya.

Lebih dari 5.000 warga Irak telah terpaksa mengungsi pada tahun 2013 ini, bergabung dengan lebih dari 1,13 juta orang lainnya yang telah melarikan diri atau diusir dari rumah mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkat yang belum terlihat sejak tahun 2008, saat negara ini baru saja pulih dari konflik sektarian yang menghancurkan.

 

3 dari 3 halaman

Angka Kematian Tinggi di Bulan September

Para diplomat dan analis berpendapat bahwa kegagalan pemerintah yang dipimpin oleh kelompok Syiah untuk mengatasi keluhan minoritas Sunni Arab, yang merasa diabaikan secara politik dan disalahgunakan oleh pasukan keamanan, adalah penyebab utama meningkatnya kekerasan ini.

Meskipun telah ada beberapa upaya untuk menenangkan pengunjuk rasa anti-pemerintah dan kaum Sunni secara umum, seperti pembebasan tahanan dan peningkatan gaji pejuang Sunni yang melawan Al Qaeda, masalah mendasar belum sepenuhnya teratasi.

Perang saudara di Suriah yang berbatasan dengan Irak juga telah memperburuk ketegangan sektarian di Irak.

Angka kematian bulan September saat itu telah mencapai lebih dari 870 jiwa, berdasarkan data dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Lebih dari 4.700 orang telah tewas sepanjang tahun ini.

Selain masalah keamanan besar, pemerintah juga gagal menyediakan layanan dasar seperti listrik dan air bersih dengan memadai, dan korupsi merajalela.

Sengketa politik telah menghambat jalannya pemerintahan, sementara parlemen hampir tidak mengesahkan legislasi penting selama beberapa tahun terakhir.

Video Terkini