Liputan6.com, Jakarta - Seorang politisi pro-China memenangkan pemilihan presiden di Maladewa, mengalahkan petahana yang selama ini telah memperkuat hubungan negara tersebut dengan India.
Presiden Ibrahim Mohamed Solih menerima kekalahan dalam pemilu putaran kedua, memberi selamat kepada saingannya Mohamed Muizzu yang memenangkan 54% suara.
Baca Juga
Muizzu, Wali Kota Male, berkampanye dengan slogan "India keluar".
Advertisement
Solih akan menjabat sebagai presiden sementara hingga penggantinya dilantik pada 17 November, dikutip dari BBC, Minggu (1/10/2023).
Berkuasa sejak 2018, pria berusia 61 tahun dari Partai Demokrat Maladewa (MDP) ini memperkuat hubungan dengan India, yang mana Male memiliki ikatan budaya dan keuangan yang kuat. Dia menyebutnya sebagai kebijakan yang "mengutamakan India".
Maladewa telah lama berada di bawah pengaruh India. Mempertahankan kehadirannya di sana telah memberi Delhi kemampuan untuk memantau bagian penting dari Samudera Hindia.
Muizzu (45) dari koalisi Aliansi Progresif menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Tiongkok.
China, dengan kekuatan angkatan lautnya yang berkembang pesat, menginginkan akses ke lokasi penting yang strategis – sesuatu yang ingin dicegah oleh saingannya, India. Beijing juga ingin melindungi pasokan energinya dari Teluk yang melewati wilayah tersebut.
Dalam dekade terakhir, Delhi memberi Maladewa dua helikopter dan sebuah pesawat kecil. Pada tahun 2021, pasukan pertahanan Maladewa mengatakan, sekitar 75 personel militer India ditempatkan di negara tersebut untuk mengoperasikan dan memelihara pesawat India.
Segera setelah itu, pihak oposisi memulai kampanye "India keluar" yang menuntut personel keamanan India meninggalkan Maladewa.
Maladewa Bukan Kali Pertama Dekat dengan China
Sebelum Solih, Abdulla Yameen dari Partai Progresif (PPM) menjabat sebagai presiden dari tahun 2013 hingga 2018. Selama masa jabatannya, Maladewa bergerak lebih dekat ke Tiongkok dan bergabung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan Presiden Xi Jinping.
Yameen saat ini menjalani hukuman penjara 11 tahun karena korupsi, sehingga dia tidak bisa ikut serta dalam pemilu tahun ini.
Ratusan pendukung Muizzu berkumpul di depan markas PPM untuk merayakan kemenangan.
Advertisement