Liputan6.com, Tokyo - Para peneliti di Jepang telah menemukan bahwa ada mikroplastik di dalam awan. Mikroplastik ini diyakini mempengaruhi cuaca, meskipun cara kerjanya masih belum benar-benar dipahami.
Melansir dari phys.org, Selasa (10/10/2023), dalam penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Chemistry Letters, para peneliti mendaki Gunung Fuji dan Gunung Oyama untuk mengambil air dari kabut yang menyelimuti puncaknya. Kemudian, mereka menggunakan metode pencitraan canggih untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan kimianya.
Baca Juga
Tim peneliti berhasil mengidentifikasi sembilan jenis polimer dan satu jenis karet dalam mikroplastik yang melayang di udara, dengan ukuran bervariasi dari 7,1 hingga 94,6 mikrometer.
Advertisement
Setiap liter air awan mengandung antara 6,7 hingga 13,9 potongan plastik.
Lebih menariknya lagi, polimer yang menyukai air, atau disebut juga "hidrofilik," ditemukan dalam jumlah banyak. Hal ini menunjukkan bahwa partikel-partikel ini memiliki peran penting dalam membentuk awan dengan cepat dan memengaruhi sistem iklim.
"Jika masalah pencemaran udara oleh plastik tidak ditangani secara proaktif, risiko perubahan iklim dan ekologis bisa menjadi kenyataan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dikembalikan dan serius di masa depan," penulis utama Hiroshi Okochi dari Waseda University memperingatkan.
Okochi menambahkan bahwa saat mikroplastik mencapai lapisan atas atmosfer dan terkena radiasi ultraviolet dari sinar matahari, mereka mengalami degradasi, yang kemudian berperan dalam produksi gas rumah kaca.
Dampak Mikroplastik Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Manusia
Mikroplastik adalah butiran plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter, berasal dari beragam sumber seperti limbah industri, tekstil, ban mobil buatan, produk perawatan pribadi, dan sebagainya.
Fragmen-fragmen kecil ini telah ditemui di dalam tubuh ikan di titik terdalam laut, tersebar di lapisan es laut di kawasan Arktik, dan meliputi permukaan salju di Pegunungan Pyrenees yang membentang di antara Prancis dan Spanyol.
Akan tetapi, mekanisme pengangkutan mikroplastik masih belum sepenuhnya jelas, terutama dalam penelitian tentang pengangkutan mikroplastik melalui udara yang masih terbatas.
Para peneliti menulis dalam makalah mereka, "Sejauh pengetahuan kami, ini adalah laporan pertama mengenai mikroplastik di udara yang terdeteksi dalam air awan."
Bukti yang telah muncul menunjukkan bahwa mikroplastik dapat berdampak pada kesehatan jantung, paru-paru, dan bahkan berpotensi menyebabkan kanker, selain dampak serius untuk lingkungan.
Advertisement