Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia telah mengirimkan surat kepada Indonesia dalam upaya menyelesaikan masalah kabut asap lintas batas yang berdampak pada negara tersebut.
Natural Resources, Environment and Climate Change (NRECC) atau Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim (NRECC) Nik Nazmi Nik Ahmad mengatakan surat telah dikirimkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, Siti Nurbaya Bakar sebagai tindak lanjut masalah kabut asap.
Baca Juga
Hal ini menyusul pernyataan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim pada 3 Oktober 2023 bahwa ia telah menginstruksikan Nik Nazmi untuk berkoordinasi dengan rekan-rekannya di ASEAN, untuk menyelesaikan masalah kabut asap lintas batas.
Advertisement
"Kami telah mengirimkan surat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mengenai masalah (kabut lintas batas) menyusul pernyataan Perdana Menteri kemarin (3 Oktober 2023)," kata Nik Nazmi kepada media usai menghadiri Pameran dan Konferensi Internasional Greentech dan Eco Products Malaysia (IGEM) seperti dikutip dari The New Straits Times, Kamis (5/10/2023).Â
Ia menambahkan, seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia telah menandatangani Perjanjian ASEAN tentang Polusi Asap Lintas Batas pada tahun 2002.
Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lingkungan hidup yang mengikat secara hukum oleh negara-negara anggota ASEAN untuk mengurangi polusi asap di Asia Tenggara.
Perjanjian tersebut mengakui bahwa polusi asap lintas batas yang diakibatkan oleh kebakaran lahan dan atau hutan, harus dimitigasi melalui upaya nasional dan kerja sama internasional.
Â
Wilayah Malaysia yang Terdampak Kabut Asap hingga Sorot Titik Kebakaran Hutan RI
Hingga Rabu 4 Oktober siang, hanya dua wilayah – Sri Aman dan IPD Serian di Sarawak – yang mencatat Air Pollution Index (API)vatau Indeks Pencemaran Udara yang tidak sehat masing-masing sebesar 115 dan 101.
Sebelumnya pada Selasa 3 Oktober pagi, tujuh lokasi di seluruh negeri mencatat pembacaan API tidak sehat melebihi 100, terutama di wilayah Lembah Klang dan Seremban, namun pada Rabu pagi tersapu oleh curah hujan.
Pekan lalu, Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Wan Abdul Latiff Wan Jaffar mengaitkan kabut asap terbaru di negara ini dengan ratusan kebakaran hutan di Indonesia. Dia menambahkan kebakaran tersebut memperburuk polusi udara di pantai barat negara itu dan di Sarawak di Pulau Kalimantan bagian Malaysia.
Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Wan Abdul Latiff Wan Jaffar juga mengatakan citra satelit menunjukkan 52 titik api kebakaran hutan di Sumatera dan 264 di Kalimantan, menurut laporan dari ASEAN Specialized Meteorological Centre (ASMC) yang berbasis di Singapura, yang melacak kabut asap yang mempengaruhi Asia Tenggara.
Namun Wan Abdul Latiff Wan Jaffar mengatakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membantah tudingan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menyeberang ke Malaysia.
Siti Nurbaya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 2 Oktober, menyatakan keluhan Malaysia terhadap kabut asap Indonesia tidak akurat.
Â
Â
Advertisement
Pantauan Malaysia Soal Kebakaran Hutan di Indonesia
Â
Sebelumnya, Malaysia menyalahkan Indonesia atas bencana kabut asap di negaranya disampaikan oleh Direktur Jenderal Departemen Meterologi Malaysia (MetMalaysia) Muhammad Helmi Abdullah.
Mengutip The New Strait Times, Senin (2/10/2023), Direktur Jenderal Departemen Meterologi Malaysia (MetMalaysia) Muhammad Helmi Abdullah mengklaim lintasan kabut asap dari Kalimantan akan berdampak pada beberapa negara bagian di Malaysia Timur.
Ia mengatakan, bencana kabut asap yang terjadi pada Sabtu, 30 September 2023 itu diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. "Lintasan kabut asap dari Kalimantan itu diperkirakan akan berdampak pada Kuching, Serian, dan Samarahan (di Sarawak) selama periode prakiraan," kata Helmi.
Pernyataannya didasarkan pada hasil pemodelan Hybrid Single Particle Lagrangian Integrated Trajectory (HYSPLIT). Menurutnya, hasilnya menunjukkan bahwa lintasan kabut asap diprediksi berlangsung selama periode 72 jam yang dimulai pada 30 September 2023, pukul 8 pagi waktu setempat, hingga 3 Oktober 2023, pukul 8 pagi.
Helmi mengatakan, berdasarkan ASEAN Specialized Meteorological Center (ASMC) yang melaporkan rekaman citra satelit National Oceanic and Atmospheric Administration 20 (NOAA-20), tidak ada titik api kategori High Confidence Level yang tercatat di semenanjung Malaysia, Sabah, dan Sarawak. Sementara, 353 titik api terdeteksi di Kalimantan dan 113 titik api terdeteksi di Sumatra.
Menurut ASMC, gumpalan asap sedang hingga tebal terpantau berasal dari titik panas yang terdeteksi di wilayah Sumatra bagian selatan dan bergerak ke arah barat laut pada Sabtu, 30 September 2023. "Di Kalimantan, kabut asap sedang hingga tebal teramati di Kalimantan bagian selatan dan sebagian besar Kalimantan tengah. Kabut asap juga terpantau bergerak ke arah timur laut dan menuju Kalimantan Timur," ujarnya.
ASMC mengatakan, stasiun kualitas udara di wilayah Sumatra bagian selatan dan tengah, serta di Kalimantan tengah melaporkan tingkat kualitas udara yang tidak sehat. Namun, pernyataan Malaysia dibantah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Menteri LHK: Tidak Ada Asap Melintas ke Malaysia
Sementara itu, Menteri LHK menegaskan komplain yang dilontarkan Malaysia soal kabut asap di negaranya sejak pekan lalu itu tidak benar. Ia juga menanggapi munculnya berita dari kantor berita asing yang mengatakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia menyebabkan asap lintas batas hingga Malaysia.
"Kita terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (2/10/2023).
Berkenaan dengan peta citra asap lintas batas, ia mengaku sudah mendapat laporan sandingan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode 28--30 Sept 2023, serta sampai kemarin sore pukul 16.00 WIB.
"Tidak ada transboundary haze. Tidak ada asap yang menyeberang," ia kembali menekankan.
Berdasarkan hasil pantauan ASMC, selama beberapa hari tersebut, asap terpantau moderate hingga pekat di sejumlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan. Pada Minggu, 1 Oktober 2023, asap terdeteksi mulai pekat di Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan. Namun, terpantau bahwa tidak terjadi asap lintas batas.
ASMC merupakan program kolaborasi regional di antara National Meteorological Services (NMSs) negara-negara anggota ASEAN. ASMC diselenggarakan di bawah Layanan Meteorologi Singapura, National Environment Agency of Singapore.
Masih Berjibaku Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan
Menurut data BMKG yang didapat dari pantauan satelit Himawari, citra sebaran asap wilayah Indonesia pada tiga hari tersebut terdeteksi di sejumlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan. Arah angin di Indonesia pada umumnya dari tenggara ke barat laut-timur laut. Tapi, tidak terdeteksi adanya asap lintas batas.
"Jadi jelas, keduanya menyatakan tidak ada asap lintas batas," ujar Siti.
Meski begitu, ia mengakui terdapat berbagai catatan yang perlu jadi perhatian sejumlah pihak. Saat ini, pihaknya tengah berjibaku memadamkan kebakaran lahan di Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta beberapa daerah lain di Sumatra dan Kalimantan. Pemadaman juga dilakukan di sebagian wilayah Jawa.
Pemadaman darat dan water bombing dilakukan, demikian pula Teknik Modifikasi Cuaca mulai dilakukan sejak kemarin. KLHK juga mengaku terus bekerja di lapangan.
Sampai saat ini, 203 perusahaan mendapatkan peringatan dan 20 perusahaan sudah disegel karena kebakaran, di antaranya anak perusahaan Malaysia. Menteri LHK menegaskan pemerintah terus bekerja keras untuk mengatasi hal ini.
  Â
Â
Â
Advertisement