Sukses

Jepang Mulai Lepas Gelombang Kedua Limbah Nuklir ke Laut, China Terus Protes

Jepang mulai melepaskan air limbah nuklir gelombang kedua yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima pada Kamis (5/10).

Liputan6.com, Fukushima - Jepang mulai melepaskan air limbah nuklir gelombang kedua yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima pada Kamis (5/10).

Ini merupakan sebuah langkah tambahan dalam proses selama puluhan tahun yang telah menuai kecaman keras dari China.

Meskipun Jepang bersikeras bahwa air yang diolah tidak menimbulkan risiko kesehatan, Beijing telah berulang kali mengkritik pelepasan tersebut dan sebagai tanggapannya melarang semua impor makanan laut Jepang.

Seperti pelepasan awal yang dimulai pada 24 Agustus, sekitar 7.800 ton air diperkirakan akan dibuang selama 17 hari.

Pihak TEPCO mengatakan, air limbah telah disaring dari semua unsur radioaktif kecuali tritium, yang berada dalam tingkat aman.

“Telah dipastikan bahwa pelepasan pertama telah dilakukan sesuai rencana dan dengan cara yang aman,” kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno kepada wartawan, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (5/10/2023).

Pemerintah akan “terus mengkomunikasikan, baik secara domestik maupun internasional, hasil pemantauan data dengan cara yang sangat transparan”, kata Matsuno.

Jepang juga mendesak China untuk "segera membatalkan larangan impor makanan Jepang, dan bertindak berdasarkan pembenaran ilmiah", tambahnya.

Rusia yang memiliki hubungan dingin dengan Jepang, dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengikuti larangan makanan laut dari negara tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Ekspor Makanan Jepang ke Tiongkok Anjlok 41,2 Persen

Ekspor makanan dari Jepang ke Tiongkok anjlok 41,2 persen pada bulan Agustus menjadi 14 miliar Yen (US$ 94 juta), menurut data kementerian keuangan.

Tokyo, sementara itu menuntut Tiongkok untuk menjamin keselamatan warga Jepang setelah kedutaan besarnya di Beijing dilempari batu bata.

Pelepasan air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan bakar radioaktif yang sangat berbahaya dan puing-puing dari reaktor pembangkit listrik yang rusak.

TEPCO akan sangat ketat dalam mengawasi pembuangan limbah putaran kedua, kata seorang pejabat kepada wartawan pada sebuah pengarahan pada Rabu (4/10).