Liputan6.com, Kharkiv - Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun termasuk di antara korban ketika sebuah kafe dihantam serangan di wilayah Kharkiv.
Kementerian Pertahanan Ukraina menyalahkan Rusia atas serangan tersebut dan mengatakan, tidak ada sasaran militer di wilayah tersebut.
Baca Juga
Rusia belum mengomentari secara langsung serangan tersebut.
Advertisement
Namun kantor berita Rusia Ria Novosti melaporkan bahwa militer Rusia telah melakukan 20 serangan udara dan artileri di distrik Kupyansk – tempat desa Hroza berada.
Tidak disebutkan kapan serangan itu dilakukan atau menyebutkan desa Hroza, dikutip dari laman BBC, Jumat (6/10/2023).
Rusia kemudian melancarkan serangan rudal ke kota Kharkiv pada Jumat dini hari, kata Walikota Ihor Terekhov.
Berbicara kepada TV Ukraina, dia mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia 10 tahun tewas ketika sebuah bangunan tempat tinggal dihantam. Lebih dari 20 orang lainnya terluka.
Walikota menambahkan bahwa Rusia kemungkinan besar menggunakan rudal balistik Iskander dalam serangan terbaru tersebut.
Penduduk desa Hroza sedang menghadiri pemakaman seorang tentara Ukraina, yang merupakan penduduk setempat, ketika rudal tersebut menyerang.
Kantor berita Interfax-Ukraina mengutip jaksa setempat Dmytro Chubenko yang mengatakan bahwa pria tersebut termasuk di antara korban tewas, serta putra dan menantu mereka.
Tentara tersebut sebelumnya telah dimakamkan di Dnipro, namun kerabatnya mengatakan mereka ingin menguburkannya kembali di desa asalnya.
Orang-orang yang menghadiri kebaktian tersebut sedang duduk untuk makan ketika rudal menghantam kafe yang juga berfungsi sebagai toko kelontong di desa tersebut, kata para pejabat.
Informasi awal menunjukkan bahwa sebuah rudal Iskander menghantam gedung tersebut, kata Klymenko.
Kebocoran Informasi pada Pihak Rusia
Berbicara kepada World Tonight di Radio 4 BBC, Maria Avdeeva, seorang analis keamanan dan jurnalis Ukraina, mengatakan seseorang mungkin telah memberi tahu militer Rusia tentang kejadian tersebut.
“Kita bisa menduga ada yang memberikan informasi tentang tempat dan waktu berkumpulnya orang-orang tersebut,” ujarnya.
“Dari apa yang kita lihat sekarang di saluran propaganda Rusia, mereka menyebarkan informasi bahwa ada pertemuan militer untuk pemakaman, yang tidak benar dan tidak benar karena ini sebagian besar merupakan upacara sipil.”
Kepala daerah Kharkiv Oleh Syniehubov menggambarkan serangan itu sebagai salah satu “kejahatan paling berdarah” di wilayah tersebut.
“Seperlima penduduk desa ini tewas dalam satu serangan teroris,” katanya.
Advertisement
Serangan Kecaman Internasional
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan serangan itu "menunjukkan betapa besarnya kebobrokan yang dilakukan oleh pasukan Rusia".
Komentarnya muncul setelah dia sebelumnya bertemu Zelensky pada di pertemuan puncak Komunitas Politik Eropa di Spanyol, sebuah forum antar pemerintah yang didirikan tahun lalu sebagai tanggapan terhadap invasi ke Ukraina.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang "mengerikan" dan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan betapa pentingnya bagi rakyat Ukraina untuk terus menerima dukungan internasional.
Insiden ini terjadi ketika penolakan terhadap kelanjutan pendanaan untuk Ukraina menghadapi penolakan yang semakin besar di Dewan Perwakilan Rakyat AS.