Sukses

5 Fakta Hamas dan Serangannya yang Bikin Israel Murka

Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat.

Liputan6.com, Jakarta - Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat.

Menanggapi serangan tersebut, yang sepertinya mengejutkan Israel Defence Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel, Israel menyatakan keadaan perang.

"Sejumlah teroris telah menyusup ke wilayah Israel dari Jalur Gaza," kata militer dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (7/10).

Pihak militer juga menambahkan bahwa penduduk di daerah sekitar Jalur Gaza telah diminta untuk tetap tinggal di rumah mereka.

"Pasukan Pertahanan Israel akan membela warga sipil Israel dan organisasi teroris Hamas akan membayar mahal atas tindakannya,” sambung pihak militer.

Komandan senior militer Hamas Mohammad Deif mengatakan 5.000 roket telah diluncurkan. Dia menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.

Lantas, siapa kelompok Hamas yang buat Israel murka? dikutip dari laman NDTV.com, Minggu (9/10/2023) berikut 5 fakta tentang Hamas:

1. Hamas didirikan pada tahun 1987 selama Intifada Pertama, pemberontakan Palestina melawan pemerintahan Israel. Tujuannya adalah mendirikan negara Islam di Palestina.

2. Hamas saat menguasai Jalur Gaza, wilayah Palestina di pantai timur Mediterania. Setelah memenangkan pemilihan legislatif Palestina tahun 2006, mereka menguasai Gaza pada tahun 2007 menyusul konflik kekerasan dengan saingannya, Fatah. Sejak itu, Hamas menjadi otoritas de facto di Gaza, sementara Fatah memerintah Tepi Barat.

3. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lainnya. Selama bertahun-tahun, mereka telah melakukan banyak serangan, termasuk bom bunuh diri, peluncuran roket, dan bentuk kekerasan lainnya terhadap sasaran Israel. Tindakan ini telah menimbulkan konflik besar dan korban jiwa di kedua belah pihak.

4. Hamas menghadapi isolasi internasional karena tindakan militannya dan penolakannya untuk mengakui hak keberadaan Israel.

5. Serangan Hamas pada hari Sabtu adalah krisis terbesar di kawasan ini sejak pertempuran 10 hari pada tahun 2021.

2 dari 4 halaman

Serangan Roket dari Gaza ke Israel Awalnya Menewaskan Satu Orang, Memicu Sirine Peringatan

Sebelumnya pada Sabtu pagi, dilaporkan sejumlah roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel.

Roket-roket tersebut, yang disaksikan oleh produser CNN di Gaza, memicu sirene hingga wilayah Tel Aviv di utara, di timur hingga Beer Sheva, dan banyak lokasi lain di antaranya.

"Seorang wanita berusia 70-an tahun di Kfar Aviv di wilayah Gderot tewas setelah serangan roket tersebut," kata layanan penyelamatan Magen David Adom (MDA) Israel seperti dikutip dari CNN.

Kru ambulans kabarnya telah dikerahkan di daerah sekitar Jalur Gaza.

Dua orang lainnya di daerah Ashkelon mengalami luka ringan, kata layanan penyelamatan, sementara orang keempat – seorang pria berusia 20-an di Yavne – terluka sedang akibat pecahan peluru.

Roket-roket tersebut ditembakkan sekitar pukul 06.30 Sabtu pagi waktu setempat (23.30 ET), ketika sebagian besar warga Israel kemungkinan besar sedang tidur.

 

3 dari 4 halaman

Momentum Serangan Hamas ke Israel

Mengutip Times Now, serangan ini terjadi sehari setelah Israel dan negara-negara Arab memperingati 50 tahun serangan mendadak Mesir dan Suriah yang melancarkan Perang Yom Kippur.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bergegas ke Tel Aviv untuk berkonsultasi dengan kepala keamanan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga kabarnya akan ambil bagian.

Sirene peringatan Red Alert diaktifkan di Tel Aviv, sekitar 70 kilometer dari Jalur Gaza, serta Sde Boker, Arad, dan Dimona di selatan, yang juga berjarak lebih dari 70 kilometer.

Ledakan terdengar oleh penduduk di seluruh wilayah ini dan serangan langsung roket terhadap bangunan dilaporkan terjadi di Ashkelon, wilayah Gedrot, dan Tel Aviv.

Sirene dilaporkan terdengar di seluruh Israel, termasuk di Yerusalem.

4 dari 4 halaman

Serangan Terjadi Usai Sejumlah Protes

Serangan hari ini, mengutip Live The Guardian, terjadi tak lama setelah petugas medis di Jalur Gaza melaporkan merawat gelombang pengunjuk rasa yang sepertinya sengaja menjadi sasaran pasukan Israel di bagian pergelangan kaki dalam kerusuhan baru-baru ini di perbatasan wilayah Palestina yang diblokade.

Setidaknya satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka sejak demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda, beberapa di antaranya melemparkan batu dan bom molotov, dimulai pada pertengahan September, demikian dilaporkan Bethan McKernan dan Hazem Balousha.

Protes tersebut seolah-olah diorganisir sebagai respons terhadap peningkatan kunjungan kelompok Yahudi ke kompleks Al-Aqsa di Yerusalem, serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sedang berlangsung yang menargetkan sel-sel bersenjata Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dan kesengsaraan ekonomi yang disebabkan oleh tindakan Israel. Pengepungan Mesir atas Gaza, kini memasuki tahun ke-16.